Prinsip-Prinsip Penilaian Aset / Properti

Sumber: properti.kompas.com
Hai Bloggers! Lama tidak menyambung pembahasan tentang penilaian, menyambung tulisan saya tentang faktor-faktor pembentuk nilai, kali ini saya akan menuturkan tentang prinsip-prinsip penilaian.

Adapun fungsi dari prinsip-prinsip yang akan dijelaskan dalam kaitannya dengan penilaian aset adalah prinsip-prinsip ini akan sangat mempengaruhi nilai yang akan dibentuk oleh sebuah aset. Dengan kata lain, jika salah satu atau lebih prinsip tersebut tak terpenuhi, maka nilai aset yang terbentuk akan tidak sesuai dengan seharusnya atau aset akan memiliki lebih rendah dari nilai pasarnya.

Lantas, apakah prinsip-prinsip penilaian aset tersebut? Berikut penjelasannya:

1. Pemanfaatan Tertinggi dan Terbaik (Higest and Best Use / HBU)
Prinsip pertama dalam penilaian aset / properti adalah kesesuaiannya pemanfaatan properti tersebut sesuai karakteristik fisik, lokasi, dan peruntukan, termasuk legalitas, kawasan yang ditentukan oleh pihak berwenang / pemerintah. (penjelasan lebih lanjut ada pada artikel tentang Higest and Best Use)

2. Penawaran dan Permintaan (Supply and Demand)
Naiknya nilai sebuah properti akan sangat dipengaruhi oleh adanya permintaan. Sementara nilainya sendiri bisa menjadi turun jika terlalu banyak penawaran namun minim permintaan.

3. Penggantian (Subtitusion)
Makna pergantian di sini, sebuah properti tak akan ditawar dengan harga yang tinggi jika dengan sejumlah uang yang lebih rendah saja orang bisa mendapatkan properti serupa.

4. Antisipasi (Anticipation)
Pada prinsip antisipasi ini, pengembangan / kepemilikan sebuah properti diharapkan akan mendatangkan keuntungan di masa datang atas penggunaan properti tersebut. Contoh propertinya seperti: hotel, perkantoran, atau pertokoan.

5. Perubahan (Change)
Masih terkait dengan kemungkinan di masa datang, prinsip perubahan dalam penilaian aset adalah fakta bahwa properti tak akan berhenti berubah. Variabelnya sendiri bisa berupa perubahan populasi, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, atau perubahan kebijakan peruntukan lahan dan tata ruang.

6. Kesesuaian (Conformity)
Prinsip penilain yang dinamai kesesuaian tak lain mengacu pada cocoknya keberadaan suatu properti dengan dalam aspek ekonomi dan tingkat sosial penduduk di sekitar lokasi. Singkatnya, properti yang terletak di daerah yang tidak sesuai akan memiliki nilai yang rendah meski properti tersebut tergolong mewah.

7. Persaingan (Competetion)
Tak terkecuali properti, segala bentuk usaha pasti berorientasi pada keuntungan. Prinsip persaingan sendiri terkait dengan timbulnya persaingan dengan masuknya pengembang lain di lokasi properti yang sama. Persaingan hampir dipastikan menyebabkan turunnya nilai properti.

8. Eksternalitas (Externalitas)
Untuk prinsip eksternalitas, properti bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor luar yang bisa saja bersifat positif maupun negatif. Miaalnya: cita rasa atau kepercayaan masyarakat.

9. Kontibusi (Contribution)
Dalam prinsip terakhir ini, properti yang terdiri dari dua hal tak terpisah semisal tanah dan bangunan, akan saling mempengaruhi pada lahirnya nilai keseluruhan properti. Contohnya: sebuah bangunan tua yang berdiri di atas sebidang lahan komersil akan bernilai tinggi. Artinya, tanah pada properti tersebut memberikan kontribusi positif terhadap nilai properti keseluruhan.

Ok, itulah prinsip-prinsip penilaian yang bisa saya bagi di sini, semoga informasi (reminder) tersebut dapat bermanfaat untuk rekan-rekan penilai khususnya, umumnya untuk siapapun yang memiliki kepentingan dengan nilai sebuah properti atau aset.

Sampai bertemu pada artikel penilaian berikutnya. Salam!

Andris Susanto
Bandung, 28012019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketawa Karir

"Hirup Tong Kagok Ngan Tong Ngagokan!" Masih Mencoba Menyelami Colotehan Ustad Evie Effendi

3 Metode Pendekatan Penilaian Properti Beserta Kekurangan dan Kelebihannya