Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Karena Satu Tanpa Nol Tak Pernah Manjadi Sepuluh

Gambar
Ilustrasi desa, pixabay.com "Bruk!" Tubuh Neng Mumun jatuh di kasur pegas yang telah setia manampung body gembrotnya selama lebih dari empat tahun terakhir itu. Sungguh takkan tega jika kita mendengar derit per-per yang terpasang di dalamnya. Kreket...kreket, seolah menjeritkan pilu yang menyayat hati. Kabar baiknya, masa bakti Sang Kasur akan segera berakhir digenapnya lima tahun dia mengisi kamar Neng Mumun yang berukuran enam kali empat meter persegi itu. Peremajaan dalam segala hal memang telah Neng Mumun terapkan dengan ketat. Karenanya, dia sangat dikenal di kalangan bos rongsok penampung barang-barang seken layak pakai. Yang dipakai harus bikin nyaman, yang tak terpakai tetap harus bisa jadi duit! Begitulah prinsip ekonomi Neng Mumun. Sejatinya, Neng Mumun tergolong orang mampu di daerahnya. Dia mampu membangun rumah megah bergaya feodal dengan dua tiang menjulang di mukanya, mampu membeli mobil kelas menengah tanpa menyicil, dan tentu saja, mampu men