Gunakan "Salam" Untuk Menyingkat Salam
Sumber: islamicity.org |
Salam....
Betapa indah ketika dua orang muslim atau
lebih berjumpa, apa yang pertama dianjurkan terucap adalah do'a. Seperti itulah
islam mengajarkan. Sebagaimana yang tertera dalam hadis, mengucap salam adalah
satu dari 6 hak seorang muslim terhadap muslim lainnya.
"Hak muslim pada muslim lain ada
enam." Lalu ada yang bertanya, "apa saja keenam hal itu?" Lantas
Beliau Shallallahu 'alaihi wasalam bersabda, "apabila Engkau bertemu,
ucapkan salam padanya; Apabila Engkau diundang, penuhi undangannya; Apabila
Engkau dimintai nasehat, berilah nasehat padanya; Apabila dia bersin lalu dia memuji
Allah (mengucap 'alhamdulillah'), do'akan dia (dengan mengucap 'yarhamukallah);
Apabila dia sakit, jenguklah dia; Dan apabila dia meninggal dunia, iringilah
jenajahnya (sampai ke pemakaman)." (HR. Muslim, No. 2162)
Salam bukan sebatas sapa tanpa makna. Di
dalamnya terkandung do'a, harapan atas kedamaian atau kebaikan, rahmat, dan
keberkahan dari Allah SWT untuk orang yang kita jumpai.
Jika pada hadis tadi disebutkan bahwa salam
adalah hak seorang muslim untuk muslim lainnya, lantas apakah hukum mengucap salam
itu menjadi wajib?
Menurut jumhur ulama termasuk yang dinukil
dari ibnu Abdil Barr dalam Subulus Salam, hukum mengucap salam adalah sunnah sedang
hukum membalasnya barulah wajib.
Karenanya, sungguh, ketika kita memberi
kebaikan (mengucap salam), kebaikan wajib kembali kepada kita. Bahkan sangat
mungkin berbalas dengan nilai yang lebih baik dari apa yang kita beri.
Hal ini tak lain disebabkan oleh adanya
anjuran membalas dengan hal lebih untuk setiap kebaikan yang kita terima. Jika
pun tidak, minimal harus dibalas dengan semisal apa yang kita terima.
"Apabila kita diberi penghormatan
dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih
baik dari padanya atau balaslah penghormatan itu (dengan hal yang serupa),"
(QS. An Nisa: 86)
Dalam aplikasinya, jika seseorang
mengucapkan "Assalamu'alaikum," maka jawaban yang baik adalah dengan
dilebihkan daripada itu. Atau dibalas dengan menjawab, "waalaikumsalam
warahmatullah," misalnya. Sedangkan jawaban minimalnya bisa dengan mengucap,
"waalaikumsalam."
Sayangnya, seiring perkembangan jaman dan
budaya serba instan, kita sering menjumpai ucapan salam yang dimodif dengan
bahasa singkat, terutama dalam tulisan chat atau sejenisnya.
Pembahasan tentang penyingkatan salam
mungkin sudah berjubel disajikan, terlebih untuk yang tersebar luas lewat pesan
singkat. Sayangnya, di banyak bahasan tersebut, minim yang memberikan pilihan
lain untuk menyingkat salam selain melarang untuk menyingkatnya.
Bahkan di sana, biasanya diterangkan juga arti
dari singkatan-singkatan seperti ass, samikum, asamu, mikum, likum, dan
sebagainya yang biasa digunakan sebagai pengganti ucapan salam.
Saya sendiri tak begitu paham apakah artinya
tersebut benar atau tidak, hanya saja untuk penggunaan "ass", umumnya
kita semua tahu bahwa itu adalah kata dari Bahasa Inggris yang tak layak
digunakan untuk mengganti ucapan salam yang mengandung kebaikan.
Meskipun husnudzan kita menyebut bahwa niat
semuanya tak bukan selain mengucapkan salam, cara yang keliru bukan hanya dapat
mengundang arti yang ambigu tapi juga bisa salah mengacu makna yang dituju.
Oleh karena itu, meski dengan keterbatasan
ilmu yang saya punya, di sini saya mencoba memberikan, atau tepatnya menyajikan
ulang pendapat ulama, soal solusi bagaimana ucapan salam dapat disingkat, jika
memang mau disingkat.
Menurut Ustad Adi Hidayat, ucapan salam atau
"assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," dapat disingkat dengan
hanya mengucap satu kata, "salam."
Hal ini salah satunya bersandar pada QS. Ad
Dhariyat, 24:25,
- Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita
tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan?
- (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya
lalu mengucapkan: "Salam". Ibrahim menjawab: "Salam" (kamu)
adalah orang-orang yang tidak dikenal".
Apa yang dikemukakan oleh Ustad Adi Hidayat
sendiri senada dengan penjelasan Ustad Ammi Nur Baits dari Dewan Pembina Konsultasisyariah.com,
yang mengatakan bahwa menyingkat ucapan salam dengan hanya menggunakan kata
salam sesuai dengan pendapat Iman Ibnu Utsaimin Rohimahullah.
Jadi, mengacu pada pendapat di atas, untuk Plukers
yang masih suka menyingkat ucapan salam dengan tanpa rujukan jelas, alangkah
baiknya jika mulai saat ini menggunakan kata "salam" untuk menyingkatnya.
Adapun untuk yang tak sependapat dan tetap mengharuskan
pengucapan atau menuliskan salam secara lengkap, saya tegaskan bahwa uraian ini
tidak meralat fakta bahwa cara yang paling baik mengucap salam adalah dengan
mengucapkannya secara utuh. "Assalamu'akaikum warahmatullahi wabarakatuh!"
Itu saja, wallahualam...
Wassalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Papi Badar,
Bandung, 24082018
pernah di publish akun plukme Andris Susanto
Sumber Referensi: rumaysho.com, konsultasisyariah.com,
kajian cara menyingkat salam ustad adi hidayat-youtube.com
Komentar
Posting Komentar