Dari Batagor Isan sampai Batagor Ikan Dori (Batagor Alternatif Buatan Do'i Sendiri)
Sumber: serbabandung.com |
Maaf, prolognya pake bahasa sunda dengan harapan bisa membawa nuansa
pasundan dalam tulisan ini. Jangan khawatir, nggak ada persekongkolan jahat
maupun ujaran kebencian, kok. Nggak usah repot ngadu ke Pa RT, ya. Ok, nuhun!
Mencoba ganti suasana dari suguhan kisah dan artikel yang bikin
keluh kesah di hati pembaca setia (semoga ada), kali ini saya mencoba menulis
tentang makanan khas daerah. Yeaaaah! Terima kasih atas apresiasinya!
Tinggal dari Kota Kembang, makanan khas bukanlah hal yang sulit
untuk ditemukan di sini. Teman-teman di luar Bandung bahkan Jawa Barat
sekalipun mungkin pernah mendengar peuyeum, borondong, atau es lilin, yang
ketiganya sudah diabadikan dalam lirik lagu meski tak masuk top chard billbord atau Ardan Radio sekalipun.
Sekedar informasi, itu hanya segelintir
dari masih banyak lagi kreasi makanan di sini. Pernahkah plukers juga denger
nama laksa, gecho, awug, jalabria, kembang goyang, sale, ranginang, opak, cireng,
cimol, atau akhir-akhir ini ada bolu susu, ah ... lapar ni, mah!
Entah apa sebab, saking banyaknya jenis
makanan, nenekku dulu bilang, kalo masalah makanan ... orang sunda itu jagonya.
Huehe ....
Nah, yang saya coba tawarkan di tulisan
kali ini juga masih berupa makanan yang merupakan buah kreasi dari Bandung.
Namanya Batagor alias Baso Tahu Goreng.
Sejarah
Sdikit menyinggung asal-usulnya, Batagor mulai
dikenal di sekitar tahun 80'an. Meski menurut beberapa sumber, Haji Isan yang
disinyalir merupakan pioner dari lahirnya jenis makanan tersebut mulai merintis
usaha batagor dari tahun 1968.
Diceritakan dari beberapa sumber, Isan muda
yang merupakan perantau dari Purwokerto ini awalnya berdagang tukang baso tahu
keliling. Beliau menjajakan baso tahu yang diolahnya sendiri ke kampung-kampung
di sekitaran kontrakannya di daerah Situ Saeur.
Sudah menjadi hal lumrah bila barang
dagangan tak setiap hari habis terjual. Di satu dua kali kesempatan, bisa saja
baso tahu yang dijajakan Ihsan masih banyak tersisa dan harus terbawa lagi ke
rumah.
Demi menjaga kualitas dagangan, Isan memilih
tidak menjual kembali baso tahu tersebut. Dia memilih membagikannya ke
tetangga-tetangga dekat rumahnya. Tapi, guna menjaga rasa, karena baso tahu
tersebut telah lewat satu hati, sebelum dibagikan, dia menggorengnya terlebih
dahulu.
Apa yang terjadi? Para tetangga justru ketagihan. Bukan hanya karena
gratis, ya ... haha. Mereka menyukai kreasi baso tahu yang digoreng. Beda
sensasi dengan yang dikukus, mungkin. Alhasil, mereka malah menunggu sisa baso
tahu Mang Isan yang tak terjual, bahkan sampai berani memesan untuk membelinya.
Dari sana, terdoronglah ihsan untuk
menciptakan jenis makanan baru. Dia pun berpikir dan berhasil membuat adonan
baso tahu yang langsung digoreng. Tak dikukus lagi dan bukan sisa baso tahu tak
laku seperti di sebab munculnya.
Di luar dugaan, baso tahu gorengnya berhasil
menarik hati konsumen dan meledakan jumlah penjualannya secara berlipat. Dari
sana, semakin pesatlah usaha Ihsan sampai bisa membuka beberapa cabang untuk
usaha Batagornya.
Sekarang, bersama Batagor Riri yang muncul
kemudian, Batagor Isan pun telah menjadi ikon Batagor terjamin di Kota Bandung.
Batagor Ikan Dori
Tak mau kalah dengan Haji Ihsan, mengingat
untuk Batagor Ihsan atau Batagor Riri memiliki harga yang lumayan, aku dan istri
memiliki kreasi tersendiri dalam bentuk Batagor Ikan Dori. Batagor Alternatif Buatan
Do'i Sendiri. Cuit cuiw ....
Ini benar-benar alternatif, loh! Alternatif
saat berhemat dan alternatif lain karena ikan tenggiri susah dicari. Ya, selain sulit dicari, harga tenggiri juga tak cukup bikin happy.
Hehe .... Karenanya, kami akhirnya pilih ikan dori saja.
Bukan tanpa alasan, ikan ini dipilih karena teksturnya yang pas
untuk diolah dan juga mudah untuk kita jumpai di supermarket. Sedang untuk
rasanya, dori juga tak kalah enak loh, Pluker! Terlebih jika dimakan setelah
kita capek bikinnya. Haha .... Beuh bakal ludes tak bersisa, deh!
Ok, sekarang saya coba bagikan cara bikinnya, ya.
Pertama, kita siapkan bahannya.
- 100 gram daging ikan dori
- 100 gram tepung sagu
- 10 buah kulit pangsit
- 4 buah tahu putih
- 2 siung bawang merah
- 2 siung bawang putih
- 1 batang bawang daun
- 1 sendok teh garam
Setelah bahan ada, kita lanjut ke
pembuatan
- haluskan bawang merah, bawang putih, dan
daging ikan dori dengan blender
- aduk merata hasil blender dengan tepung
sagu menjadi adonan isi batagor. Jangan lupa tambahkan garam dan bawang daun
yang sudah diiris tipis-tipis ... memipih bagai gerimis ... eh!
- setelah adonan jadi, masukan adonan pada
kulit pangsit dan tahu. Saran untuk tahu, potong menyilang lalu sedikit sodet
dalamnya untuk menempelkan adonan batagor.
- jika sudah dibungkus kulit pangsit dan
ditempel pada tahu, batagor tinggal digoreng dengan api ukuran sedang agar
tingkat kematangan bagian dalam dapat merata.
- selesai digoreng, batagor ikan dori siap disantap. Soal bumbu
kacang, plukers tak usah pusing. Sekarang banyak bumbu pecel kemasan di warung. Beli saja terus seduh, ya!
Sumber: klikdapurku.blogspot.com |
Ok, sekian sejarah Batagor di Bandung plus resep Batagor Ikan Dori dari saya dan do'i. Selamat mencoba! Nyam ... nyam ....
Papi Badar,
Bandung, 27102018
Artikel pernah diposting di akun plukme Andris Susanto
Sumber: kumparan.com, klikdapurku.blogspot.com
Gambar: klikdapurku.blogspot.com
DWPF Clue Makanan Daerah
#batagorisan #batagorihsan #batagor #kuliner #kulinerbandung
DEPOSIT PULSA TANPA POTONGAN
BalasHapusBONUS SPECIAL SABUNG AYAMWIN 8X .
s128agen.club