KPR Ditolak? Ini Syarat Properti atau Rumah bisa KPR

Ilustrasi KPR. Sumber: economy.okezone.com

Harga properti, kian hari kian tinggi. Hal ini disebabkan karena tiap tahun properti memang seolah tidak mengenal penurunan harga. Harga properti per tahun hampir bisa dipastikan selalu mengalami kenaikan. Banyak hal yang bisa memicu kenaikan properti. Tapi konyolnya, saking pastinya, kenaikan properti seperti hanya disebab bergantinya kalender saja.

Bagi para pengusaha di bidang properti, mungkin ini menjadi fakta yang menggiurkan. Namun, untuk konsumen dengan penghasilan yang tak mampu mengimbangi laju inflasi, tentu saja hal tersebut bukan kabar baik. Imbasnya hal itu memaksa jalan menyicil atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi cara paling logis untuk bisa memiliki rumah.

Ironinya, setelah memutuskan mengambil rumah lewat KPR dengan kemampuan membayar cicilan yang terukur, langkah memiliki rumah masih saja bisa terjegal karena rumah yang hendak dibeli ternyata tidak memenuhi syarat untuk di-KPR-kan.
Untuk mencegah hal tersebut, di sini saya coba jelaskan tentang syarat-syarat umum rumah yang bisa masuk KPR.

1. Legalitas Lengkap
Rumah yang diajukan harus memiliki legalitas tanah berupa sertipikat, SHM, SHGB, atau SHMASRS, dan IMB untuk legalitas bangunan. Catatan, lebih baik jika sertipikat telah atas nama penjual.

2. Akses Jalan Memadai
Rumah yang akan di-KPR-kan harus memiliki akses jalan yang cukup. Pengertian cukup sendiri bisa sangat tergantung pada keinginan pihak bank. Ada yang menggunakan acuan skala panjang semisal, 3 meter atau 4 meter, ada pula yang cukup dengan bahasa "bisa dilalui kendaraan roda 4".
Hal lain yang perlu dipastikan akses jalan bukan hanya ada dalam bentuk fisik / lapangan. Adanya akses jalan juga harus bisa dibuktikan dalam legalitas (tertera dalam gambar sertipikat tanah).

3. Bangunan Rumah Layak Huni
Syarat utama properti bisa diajukan KPR adalah adanya bangunan / bukan tanah kosong. Bagi pengaju KPR yang mencari selisih harga, bisa jadi mereka mencari yang nilai bangunannya kecil. Dengan asumsi, mereka bisa mendapatkan tanah yang lebih luas dan keleluasaan dalam renovasi bangunan ke depan. Sah-sah saja, tapi harus hati-hati. Bank bisa saja menolak pengajuan jika bangunannya tidak layak huni. Baik itu karena belum selesai terbangun atau kondisi bangunan yang sudah rusak.
Hal tersebut tak lain sebagai antisipasi resiko pihak bank jika dikemudian hari kredit macet, mereka tak mau jika harus menanggung risiko mendapatkan tanah doang.

4. Lokasi Tidak Terpencil atau Jauh dari Kota
Lokasi terpencil atau jauh dari kota atau keramaian sebetulnya bisa sangat relatif. Namun, yang saya maksud di sini adalah rumah yang terletak di perkampungan yang jauh dari perkotaan dan dengan perkembang daerah yang lambat. Selain relatif tadi, poin ini juga sangat subjektif tergantung pada risk appetite -nya bank.
Sarannya, Anda bisa pilih rumah dengan lokasi perumahan. Selain planingnya jelas, rumah komplek sangat mungkin telah memenuhi syarat-syarat yang lainnya.

Contoh komplek perumahan. Sumber: suaramerdeka.com

5. Tidak Memiliki Aspek Negatif
Aspek negatif untuk rumah KPR adalah hal-hal yang bisa memengaruhi/ mengurangi nilai rumah yang akan di-KPR-kan. Misalnya, dekat kuburan atau tempat pembuangan sampah. (Untuk poin ini dijelaskan pada artikel yang lebih khusus).

Itulah kurang lebih syarat properti atau rumah yang akan diajukan KPR. Jika Anda sudah menemukannya, segera lengkapi persyaratan dan ajukan. Takut Riba? Coba lakukan kredit KPR melalui banl syariah. Di sana Anda bisa mengambil KPR dengan akad Mudharabah atau Muayarakah.
Belum tahu syaratnya? Silahkan baca artikel syarat-syarat pengajuan KPR.

Andris Susanto
Bandung, 31012019