Di Bawah Purnama (Prosais)

Full moon, pixabay.com

Tak jadi juga kau datang kiranya. Padahal, sungguh berharap besar diriku, di purnama kali ini, kau akan hadir dan melewatkan malam di ruang terbuka ini untuk bercerita soal kisah hidupmu atau untuk sekadar mengenang masa lalu.

Tak terlalu manis memang, aku yang hanya memiliki asa sederhana untuk merasakan lagi keakraban lama pasti saja kau suguhi indah cerita tentang kesuksesanmu, anak-anakmu, dan segala hal baru tentang dirimu, tanpa punyai jeda untuk memotong dan memintamu sejenak berhenti berbicara--menikmati keintiman kita.

Bagaimanapun, aku masih menyimpan kenangan-kenangan lama yang juga manis dalam versiku. Tidakkah kau juga?

Belasan tahun mestinya bukan waktu yang pendek untuk dengan mudahnya ikatan antara kita terhapus oleh banyaknya ruang lain yang telah kau singgahi kini.

Aku turut bahagia. Aku tak sepicik itu untuk enggan menoleransi betapa perlu kau merasakan suasana-suasana lain di luar sana. Hanya saja, tanpa hadirmu, ada-ku seolah semu, tak menyisa pesona yang merayu. Sepi tanpa sudi yang lain tuk menepi.

Bukan itu. Ya, semoga saja bukan sebab perkara sudi tak sudi. Semua berarak menuju titian yang ditawarkan waktu. Diam justru menahan dirimu tuk melaju, mengawal langkah baru, temui simpul-simpul kehidupan yang harus diurai satu per satu.

Aku tahu itu. Meski tetap, selalu ada harap dariku untukmu, untuk kalian, menjenguk rupa yang tak lagi elok ini. Suram penuh ilalang penghalang pandang bahkan seram dengan belukar yang menakutkan--sarang banyak makhluk yang tersembunyikan.

Tapi sungguh, aku selalu rindu mendengar langkah-langkah kecilmu dengan riang berderap ke arahku. Berlari diiring gelak tawa, dan sesekali merebah tubuh dalam lelahnya--menatap syahdu rembulan yang memerah di atas sana.

Kini, bahkan di padang rembulan seperti ini, sosokku tetap saja tak memikat hati tuk dihampiri. Hanya jangkrik, walang kerik, atau gaang, yang masih saja ada--terus bertambah malah--mengganti irama dari hadirmu atau siapa saja yang dulu sempat biasa menemani malam-malamku.

Padahal kala itu, seolah aku satu-satunya tempat yang kamu tuju, bertengger di bawah rembulan mengabai waktu, hingga larut dan lelah saja yang bisa melerai jabatmu untukku.

Jika saja dulu aku mampu lebih dari sekadar diam dan membelai hangat dekapmu, pasti telah kusampaikan bahwa sebenarnya kala itu aku takut. Takut akan suasana yang kini nyata menyapa--kau mulai lupa akan diriku setelah sekian lama tak kunjung temui alasan untuk bisa kembali menapakan kaki di sini.

Bercanda di seiring mentari membenamkan diri, bersorak di terang bulan yang menerangi, atau melarung waktu denganku tanpa tentu berlaku, kini menjadi tak lebih penting dari segala hiruk-pikuk yang kau lalui. Kau pun dengan tegas memaknai itu sebagai tuntutan hidup; syarat demi laju kisahmu tetap meluncur pada tepatnya jalur.

Benarkah itu? Tidakkah terlalu kejam jika jalan hidup hanya menyisakan rutinitas keras mengabai tawa yang sesekali perlu juga kau temui? Bahwa komposisi hidup tak utuh diisi dengan segala perkara yang mengerutkan dahi, harus juga kuyakini.

Tak kupatok sisi hidup yang juga perlu kau kecapi itu hanya bisa kau temui di sini. Masih harapku, dimanapun kau melata kini, rehat merenggang kaki dari menapak tanpa henti, semoga selalu sempat engkau jalani.

Hanya jika, jika saja ada senggangmu tuk menepi, alangkah indah jika sosokmu menyapa di sini--di bawah purnama yang menemaniku menanti. Menanti untuk ada yang menghidupkan lagi gairahku yang hampir mati. Hampir mati dibalut ilalang dan belukar yang semakin rimbun karena tak adanya lagi penghuni.

Papi Badar
Bandung di bawah purnama, 18022019

#Prosais #cerpen #sastra #prosa #cerita

Komentar

  1. ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
    Promo Fans**poker saat ini :
    - Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
    - Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
    - Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
    Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketawa Karir

Prinsip-Prinsip Penilaian Aset / Properti

3 Metode Pendekatan Penilaian Properti Beserta Kekurangan dan Kelebihannya