Surga yang Tak Dirindukan!?

Surga yang Tak Dirindukan!?

Beberapa hal baik dalam keluarga yang sering sulit diterima bahkan kadang menggelikan.

Jelas, ini bukan sinopsis atau review dari film hasil adaptasi novelnya Asma Nadia. Maaf ya Mbak, saya kurang minat.. ups.. Tulisan ini sekedar ulasan tak lengkap dari banyak drama yang mungkin terjadi di kehidupan keluarga khususnya pada hubungan suami istri. Tak lengkap karena pasti dipenuhi subjektivitas penulis dengan sedikit was-was dibaca Sang Isteri. sttt...
Ya.. sebagai suami yang merasa sempurna dalam segala kekurangnya terhadap pemenuhan kebutuhan fashion dan make up istri, kadang saya (bisa jadi Anda), dipertemukan dengan hal-hal yg sulit diterima bahkan lucu jika tidak direnungkan dengan susah payah dan tak perduli hikmah di baliknya. Berikut sekedar berbagi hal yang bisa jadi merupakan surga yang tak dirindukan:
1. Tidak Populer
Kala periode awal menikah dan kami berdua tinggal di lingkungan masyarakat baru, isteri sangat minim berkomunikasi bahkan untuk bertemu muka dengan tetangga. Beliau kikuk dan bingung harus bicara apa, katanya. Dah menjadi rahasia bersama, ngobrol tak jelas arah merupakan aktivitas utama masyarakat kita saat ada di lingkungan rumah.
Di sisi lain, Peran itu malah sukses saya lakoni sampe berimbas pada kenalnya saya dengan hampir warga sekomplek. Sebaliknya, hamper satu komplek juga tak kenal sama isteri saya. Hmm... bingung.
2. Menyajikan yang Terbaik
Begitu besar rasa tanggung jawab seorang isteri sehingga beliau selalu ingin menyajikan karya tungku sendiri. Maaf-maaf saja, membeli masakan jadi adalah penghianatan terbesar saat suami ada di rumah, pikirnya. Dan mari kita cicipi hasil kreasi koki yang sebelumnya tak pernah tahu takaran garam untuk dua porsi sup ayam. Jengreng... jika Anda dalam situasi tersebut, mohon hati lebih peka daripada lidah! Selang beberapa bulan dan beragam menu telah dicoba Sang Istri sampai berserak buku resep yang mulai lecek, barulah kepekaan lidah bisa kembali diaktifkan. Alhamdulillah.. istriku kini mulai jago masak :-)
3. Menjaga Fitnah
Haram seorang isteri keluar rumah tanpa izin suami. Yup.. saking taatnya, tak ada undangan tetangga yang beliau kunjungi tanpa dibarengi suami. Jangan harap kedatangan kami jika Anda mengundang saat jam kerja suami. Namun, akhirnya istri bisa berdamai dengan teknologi dan mohon diijinkan untuk hadir di acara selametan tetangga terhalang dua rumah. Gubrag... Sebenarnya, hal ini sangat bisa dikondisikan dan dikomunikasikan. Namun, senantiasa menjaga tentu sangat baik :-)
4. Fokus Mengurus Keluarga
Kalau harus berbohong, 'kadang' kita berharap isteri bisa membantu menopang kebutuhan finansial keluarga. (Silahkan kata kadang diganti sesuai persepsi Anda. Bisa dengan kata biasanya, umumnya, kebanyakan, atau semua. Mangga Mamam :p)
Kita tidak bicara seorang isteri atau ibu yang bekerja karena sebuah keharusan. Misal karena pemenuhan kebutuhan pokok atau profesi yang langka sehingga keberadaan perempuan di posisi tersebut sangat dibutuhkan.
Untuk saya sendiri, kalaupun sekedar cukup, dengan senyum, saya sambut keputusan beliau untuk mengundurkan diri dari pekerjaan yang beliau cintai untuk fokus terhadap yang wajib beliau penuhi. Jelas, ini surga yang berat untuk disambut oleh keluarga dengan agenda kemapanan dini. Dimana pembayaran cicilan mobil, biaya rekreasi akhir pekan, dan koleksi busana muslim Asri Ivo, menjadi acuan utama dalam persefsi baiti jannati.
5. Berat Ditinggal Pergi
Keberatan ditinggal di rumah adalah hal yang sangat biasa terjadi dengan isteri kita. Selain suami yang jauh bisa saja mengalami banyak cobaan yang akan lebih sulit mereka hadapi tanpa keberadaan Sang Isteri, keluarga yang ditinggal pergi juga akan kehilangan pengawasan dan bimbingan dari kepala keluarganya kalaupun ini bisa saja saat ini disiasati oleh kecanggihan teknologi dan pendelagasian tugas selama kita pergi kepada orang yang dipercaya untuk menjaga keluarga.
Saat pertama kali hendak ditinggal training di luar kota, terlihat betapa gundah hinggap di raut istriku tercinta. Beragam tanya dan pesan mengalir sampai jauh menyaingi jauhnya aliran Bengawan Solo. Jangan tanya klo disinggung ikut pendidikan yang makan waktu berbulan-bulan, dengan lembut beliau berujar, "Nggak apa-apa kayak gini juga, Yang. Kita syukuri aja, nggk perlu pergi lama-lama cuma buat naikin pangkat." Speachless dah..huehe
6. Menjaga Privasi Suami
Apa yang suami rasakan saat memergoki istri sedang ngorak-ngorek dompetnya, buka-buka isi handphone, atau nimbrung saat ngobrol sama teman lama. Minimal kesel ya.. kalau marah saya kurang yakin karena kemungkinan suami seperti ini masuk golongan susis.
Memiliki isteri yang hormat terhadap suami tentu merupakan nikmat yang luar biasa. Tanpa niat takabur, istriku tak pernah iseng buka handphone dan liat-liat isinya. Isteriku tidak pernah nimbrung obrolan saya jika tak diminta. Istimewanya, tak pernah beliau berani mengambil uang di saku atau pun dompet kalaupun aku yang suruh. Sampai suatu hari saya bingung nyari dompet yang entah dimana sembunyinya. Sedikit panik karena setahun sebelumnya saya pernah hilang dompet dan trauma dengan harus mengurus lagi pergantian KTP, ATM, STNK, dsb. Setelah beberapa lama dicari, dompet akhirnya diketemukan dalam kondisi isi lengkap tanpa ada tanda-tanda bekas percobaan pembongkaran. Anda tahu dimana? Di mesin doooong…. dengan posisi sedang direndem pewangi. Jadi curiga apa emang jaga privasi atau males ngecek ya.. hadeuuuh.
Kiranya benar, perbedaan latar belakang dan kebiasaan menjadikan proses saling memahami antara suami istri akan terus berlanjut tak berkesudahan. Di sinilah perlunya kebesaran hati keduanya untuk bersama-sama menjadi lebih baik dan memahami perilaku pasangan kita.
Beberapa hal tersebut di atas mungkin terlihat aneh atau bahkan konyol kalaupun niat sebenarnya baik. Untuk para suami, jika mengalami hal serupa, lihatlah usaha mulia istri kita dalam baktinya. Jangan pandang hal-hal tersebut sebagai sebuah kekonyolan karena bisa jadi do’a Sang Isteri yang tak pernah Anda dengar saat beliau menerima lamaran Anda adalah, “Berikan hamba kesabaran dalam menerima cobaan ini, ya Rabb..”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketawa Karir

"Teu Nanaon Ngan Nanaonan?" Mencoba menyelami Celotehan Ustad Evie Effendi

3 Metode Pendekatan Penilaian Properti Beserta Kekurangan dan Kelebihannya