Tips Menulis, Cara Mudah Menulis Cerpen (Bagian 1)

Gambar, pixabay plus editing

Nulis cerpen aja kok harus pake tips? Ok, bagi kamu yang sudah terbiasa menulis cerpen--terlebih novel--mungkin terlalu berlebihan jika untuk menulis cerita pendek saja diperlukan tips, petunjuk, atau arahan. Kecuali untuk membuat cerpen yang baik, atau bahkan yang laik muat di media, ya? Nah, kalo itu... meski kamu sudah biasa menulis, belum tentu hasilnya baik dan laik muat di media, kan? Hehe... maaf. Saya maksudnya, bukan kamu. Peace!

Lagian, di sini saya cuma mau ngasih tips menulis cerpen, kok! Bukan menulis cerpen yang bagus, menarik, apalagi laik muat di media. Yang penting, awalnya berani nulis saja dulu! Perkara tulisannya berkembang menjadi bagus atau apa, biarlah waktu yang menjawab. Kenapa? Karena di masa digital sekarang ini banyak hal misterius bisa terjadi, loh! Keluar dari prediksi, dan kadang, standarisasi tak lagi menjadi kata kunci dari keberhasilan seseorang. Kok, serius amat, yah?

Sempet baca "KKN di Desa Pelangi"? Ya Salam... sampai pusing saya baca cerita itu. Di samping bentuknya thread yang kepotong-potong, gaya dan tata bahasa dalam tulisan tersebut sungguh tidak cermat, kalau tak perlu kita sebut amburadul.

Contoh lain, jika kamu tergabung di salah satu komunitas menulis terbesar di fb, apa ya namanya? KBB, Komunitas Bisa Bahagia, kali ya? Pasti kamu nggak nyangka di sana sudah banyak penulis yang sukses membukukan karyanya.

Kebanyakan tulisan di sana tidak memperhatikan kaidah penulisan, mayoritas anggotanya hanya pembaca, dan tulisan-tulisan yang cenderung memicu kontroversi-lah yang laku di sana. Tak perlu bagus apalagi nyastra. Rugi! Apesnya lagi, grup ini juga bukan tempat untuk orang yang hendak belajar menulis. Di sana kamu hampir tak akan menjumpai koreksi, kritik, atau saran, dari admin maupun anggota yang lain jika ada satu, dua, atau seribu hal yang harus kamu perbaiki dari tulisan yang kamu posting.

Duh, maaf jadi kemana-mana! Intinya, sekarang kita berangkat dari berani menulis saja terlebih dulu, ya! Selanjutnya, kita bisa membaca-baca lagi tulisan tentang kaidah-kaidah penulisan agar dalam prosesnya tulisan kita ke depan akan menjadi semakin baik lagi.

Kembali ke tips mudah menulis cerpen, sebagai dasar kamu berani nulis, mari kita coba cara-cara sederhana seperti ini:

1. Ungkap apa yang kamu pikirkan! (Cari Lahan)

Hal paling mahal dalam aktivitas menulis adalah ide. Begitupun dalam menulis cerpen. Kita tak akan pernah mulai menulis sebelum ada ide yang hendak kita tuangkan dan kembangkan dalam sebuah cerpen. Apakah menentukan ide tulisan itu sulit? Harusnya tidak. Apalagi jika kamu rajin meng-update status.

"Apa yang kamu pikirkan?" Bukannya dengan gesit kamu bisa berceloteh berbagai hal yang ada di benakmu? Nah, sebenarnya, semudah itulah urusan memunculkan ide untuk semua tulisan.

Ambil apa saja yang terlintas. Jadikan itu bakal lahan untuk kamu bercocok tanam, pikiran utama, atau tema dari tulisan yang akan kamu kembangkan. "Nasi Goreng Keasinan", misalnya.

2. Kembangkan ide menjadi tiga bagian (Pilih Tanaman untuk Mengisi Lahan)

Saat lahan pasti telah tersedia, langkah kamu selanjutnya adalah memanfaatkannya dengan baik. Nah, segeralah cari tanaman yang hendak dibudidayakan di sana!

Jangan lupa, karena struktur umum sebuah tulisan adalah awalan, isi, dan penutup, maka ambilah tiga jenis tanaman buat ditanam. Jumlahnya tak harus tiga. Sebanyak-banyaknya saja, yang penting jenisnya tetaplah tiga.

Maksudnya, di tahap ini kamu perlu mengumpulkan pikiran-pikiran tambahan yang sejalan dengan ide utama yang telah kamu tentukan. Pikiran-pikiran yang dikumpulkan itulah yang nantinya kamu gunakan untuk melengkapi tiga bagian dari tulisan atau cerpen yang kamu buat. Awalan, Isi, penutup.

3. Cek ulang bahan (Buang tanaman hama dan rawat yang ada)

Ok... lahan milikmu kini telah dipenuhi tanaman. Tapi... penting untuk diperhatikan, tiga jenis tanaman terpilih haruslah cocok untuk ditanam di lahan kamu tadi--pas dengan luas lahan yang ada, dan sesuai untuk ditanam di sana.

Jelasnya seperti ini, dalam bagian ini waktunya kamu mengevaluasi pikiran-pikiran tambahan mana yang akan dipertahankan dan mana yang dibuang. Misal, jika dirasa terlalu melebar dari tema, tidak esensial, atau sulit dihubungkan ke tema atau pikiran tambahan lain, silahkan kamu buang saja. Sisanya, bisa kamu simpan dan jadi bagian dari cerpen yang kamu buat.

4. Eksekusi ide dan evaluasi (jaga lahan, siram dan rawat tanaman yang tumbuh di atasnya)

Di tahap ke empat ini, tugas kamu adalah membuat pikiran-pikiran tadi agar terintegrasi dalam tulisan atau cerpen. Sederhananya, pikiran-pikiran atau ide-ide tadi sudah dibuat dalam kalimat-kalimat yang saling terpaut dan ditempatkan di masing-masing bagian dari tulisan.

Setelah selesai menjadi tulisan, coba baca ulang dan rapikan semampunya. Dalam bahasa tanam-menanam tadi, di sinilah lahan dan tanaman yang sudah terkumpul harus kamu jaga, bersihkan, siram, dan rawat, agar kebun kamu siap untuk menghasilkan panen terbaik. Selamat mencoba!

Gitu doang? Emang bisa? Cerpen itu kan salah satu bentuk karangan yang jelas struktur dan unsur-unsurnya.

Yey... mau nulis atau mau nyari referensi, sih?

Papi Badar,
Bandung, 11092020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketawa Karir

"Hirup Tong Kagok Ngan Tong Ngagokan!" Masih Mencoba Menyelami Colotehan Ustad Evie Effendi

3 Metode Pendekatan Penilaian Properti Beserta Kekurangan dan Kelebihannya