PMBP, Panduan Mudik Bagi Pemula

Kumpul keluarga, gulalives.co


Ramadhan segera meninggalkan kita, kehilangannya baru akan terasa kentara saat kita telah meninggalkan Ramadhan sekira seminggu atau pokoknya, saat kita mulai rehat dari kehedonan perayaan lebaran. Makan besar, bermaafan, dan tentu saja ... mudik lebaran! Hore!!!

Ya, mudik lebaran! Budaya ini sangat berharga dalam manaikan inflasi! Eh, maksudnya, membangkitkan dan mempererat tali persaudaraan maupun persahabatan yang mulai pudar didera dusta atas nama sibuk urusan masing-masing. Ehm ....

Namun ingat, jangan sampai di momen berharga kita ini malah kehilangan nilainya karena salah sikap kita saat bermudik. Terutama, sama orang tua/ mertua kita.

Buat jaga-jaga, coba ini deh, PMBP! Pedoman Mudik Bagi Pemula.

PMBP ini dibagi dua kondisi, ya! Pertama, mudik di keluarga suami. Lainnya, mudik di keluarga istri, tentu saja! Yang jawab di keluarga pacar, maka ketahuilah itu adalah sedzolalah-dzolalahnya bid'ah!!! Tuman! Haha .... 😏

Mudik di Keluarga Suami

Poin utama saat mudik di kampung suami adalah bagaimana sikap dan perhatian istri terhadap ibu dari suaminya.

Beberapa poin ini bisa jadi catatan:

1. Beliau mungkin akan tampak heboh dan repot dengan segala usahanya menyambut kamu sekeluarga. Tak perlu berkomentar aneh-aneh, nikmati saja. Toh beliau pasti tak meminta bantuan kamu juga.

2. Hindari cemburu jika melihat suami kamu mengistimewakan ibunya, ataupun sebaliknya. Ibumu begitu memerhatikan suamimu. Selama wajar, bersyukurlah! Bagaimanapun beliau adalah pemilik surga suamimu dan usaha merawat suamimu dari kecil akan selalu mengikatkan tali kasih sayang di antara keduanya.

3. Karena beda kultur keluarga, mungkin ada perbedaan cara bicara atau kebiasaan ibu mertuamu yang buat kamu merasa kurang nyaman. Hormati saja, atau hindari jika tak tahan. Tolong jangan sesekali protes jika itu bukan menyangkut urusan hidup dan mati atau mengancam kehormatan kamu.

4. Mungkin beliau sesekali berceloteh bagaimana dulu beliau merawat suami kamu. Berpikirlah positif dan ambil itu sebagai referensi saja! Jangan dibantah! Soal kebanggaan, orang tua bisa sangat konservatif dan menolak ide dari luar. Alih-alih menerima pendapatmu bisa jadi beliau malah jadi sakit hati.

5. Bersikap baiklah terhadap suami selama berada di rumah mertua. Kapan pun dan dimana pun sih, sebenarnya. Jangan pernah merendahkan suami di depan ibunya karena itu akan sangat menyakiti hatinya.

6. Sekira menurutmu ada hal keliru dari sikap dan ucap ibu mertua, komunikasikanlah dengan suamimu. Usahakan tidak menjegalnya secara langsung karena itu berpotensi menyinggungnya.

Baik, itulah kira-kira panduan agar kamu bisa mudik dengan tenang di rumah orang tuanya suami. Nikmati saja, jalin silaturahmi di momen mudik, dan bersyukurlah untuk masih bisa berkumpul bersama.

Coba renungi, bisa jadi, hal tersebut tak akan berlangsung lama. Giliran nanti mereka telah tiada, kita justru akan menyesal karena dulu tidak dapat mengoptimalkan momen-momen kebersamaan yang pernah dengan orang tua kita. Semangat! 😀

Mudik di Keluarga Istri

Bukan hanya sikap seorang istri selama berada di rumah orang tua suami, kala mudik di kampungnya istri, suami pun harus menjaga kondusivitas mudik di rumah mertua.

Untuk itu, hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Jagalah ucap dan sikap selama mudik di mertua, dan pastikan cukup bekal uang selama tinggal di sana.

Udah, satu saja! Jangan protes, ah! Ingat, yang nulis ini cowok/ suami. Hahaha .... 😜

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketawa Karir

"Teu Nanaon Ngan Nanaonan?" Mencoba menyelami Celotehan Ustad Evie Effendi

3 Metode Pendekatan Penilaian Properti Beserta Kekurangan dan Kelebihannya