Badla, Amithab Bachchan Rasa Sherlock Holmes

Badla, pinterest.com

Sepuluh menit pertama nonton film yang berhasil meraup sukses lebih dari 10 kali budget produksinya ini,  saya agak kecewa. Saya merasa menonton ulang The Invisible Guest, film Spanyol yang pernah saya tonton dan cukup saya apresiasi sebagai sebuah karya cineas yang apik. Ya ampun, harapan saya mendapat tontonan seru di balik nama besar Amithab Bachchan, hanya berujung pada film tiruan, kah?

Untung saja, saya masih paksakan bertahan dengan harapan lain berupa akan adanya kejutan-kejutan berbeda pada cerita Badla dari The Invisible Geust sebagai film rujukannya. Dan ternyata ... Nggak ada, tuh! Haha .... Namun, kabar baiknya adalah saya mampu menyelesaikan tontonan tersebut sampai akhir dan terpuaskan. Film remake ini ternyata tak mengecewakan sebagaimana biasanya karya yang dibuat ulang selalu dibayangi kesuksesan karya aslinya.

Selain Amitabh Bachchan, pemeran utama film ini dimainkan oleh Taapsee Pannu. Artis Hindi yang jelita ini benar-benar tampil apik dan memukau meski tanpa liuk tari dan senandung lagu sebagaimana ciri khas film-film Bollywood. Perannya sebagai Naina Sethi terasa begitu pas dia mainkan.

Dikisahkan, dalam Badla yang berarti balas dendam ini, Naina Sethi berada pada posisi yang pelik setelah dia didapati berada pada sebuah kamar dengan seorang laki-laki bernama Arjun Joseph (Tony Luke) dalam keadaan tak bernyawa. Naina harus meloloskan diri dari tuduhan pembunuhan demi keluarga dan karirnya yang tengah menanjak sebagai peraih The Best Bussinessman Award. Sebagai pembelaan, dirinya mengklaim adanya orang ke tiga di dalam ruangan yang telah melakukan pembunuhan terhadap Arjun, kekasih gelapnya, dan penyerangan sampai dirinya pingsan.

Sayang, hasil penyidikan menunjukan kamar terkunci dari dalam dan sakti menyebut tak ada orang keluar dari kamar tersebut sebelum polisi mendobrak pintu kamar. Menyadari situasinya rumit, pengacara Naina Jimmy Punjabi (Manav Kaul) meminta bantuan Badal Gupta (Amitabh Bachchan) yang merupakan pengacara ahli pembuktian dan tak pernah kalah dalam persidangan selama karirnya.

Didesak akan adanya saksi baru yang bisa memberatkan Naina, Badal Gupta pun memulai pekerjaannya dengan mendatangi Naina dan mengintrogasinya agar mengungkap setiap detail kejadian sebagai bahan pencarian jalan keluar bagi kleinnya.

Taapsee Pannu, uk.blastingnews.com

Bagian pertemuan antara Badal Gupta dan Naina Sethi inilah yang sangat menarik dan menjadi inti dari cerita di film ini. Dialog cerdas diselipi beberapa filosofi hindi pun terjadi. Kronologi kejadian, kisah perselingkuhan, sampai kasus hilangnya seorang pemuda sebelum tragedi pembunuhan pun mulai terkuak dan mengerucutkan kemungkinan apakah Naina akan bebas atau malah menjadi pelaku utama.

Intinya, kisah Badla dengan tagline "Tidak benar untuk balas dendam setiap saat tapi tak benar juga untuk memaafkan setiap saat," sungguh menarik untuk disimak. Terlebih untuk yang belum menonton The Invisible Guest, Anda pasti terpesona oleh film ini. So ... don't miss it ya, Gaes!

Harus diakui, Sujoy Ghost sebagai sutradara dari Badla telah mampu menghidupkan cerita film tersebut sehingga tak kalah menarik dari The Invisible Guest, bahkan tak kalah sukses secara komersil.

Dalam penayangannya di seluruh dunia, Badla yang baru rilis 8 Maret 2019 ini telah menghasilkan kurang lebih US$ 22 juta dengan biaya produksi sebesar SS$ 1,6 juta. Lebih dari sepuluh kali lipatnya. Sementara The Invisible Guest sendiri, berhasil meraup US$ 30.5 juta dengan biaya produksi sebesar SS$ 4 juta. Secara bilangan, memang film Spanyol yang berjudul asli Contratiempo ini mampu menghasilkan nominal yang lebih besar. Hal yang sangat wajar untuk film yang didistribusikan oleh Warner Bros. Pictures kan, Gaes? Namun, secara hitungan, Badla yang diproduksi perusahaan lokal, Red Chilies Entertaiment dan Azure Entertaiment ini jauh lebih menguntungkan karena modal produksinya yang relatif lebih minim.

Penasaran dengan film hindi yang bergerne beda atau Amitabh Bachchan rasa Sherlock Holmes? Silahkan buktikan dan selamat menonton!

Papi Badar
Bandung, 11072019

Sumber: Film Badla (2019), The Invisible Guest (2016) dan berbagai sumber.
#badlamovie #reviewfilm #bollywood #amitabhbachchan #taapseepannu

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketawa Karir

Gambar
Ahmad Adhiatma Azhar, my little cute boy (my own doc.) "Hahaha...." Seolah merespon kicau muray di depannya, sambil menutup mulut dengan sebelah tangannya, bayi yang baru bisa belajar jalan itu tertawa. Cukup keras untuk ukuran usianya. "Ah, Si Adhi mah seurina maksa (tertawanya maksa)," sahut Pa Ajat, tetanggaku yang tak lain adalah pemilik burung tersebut. Kami berdua pun tertawa melihat tingkah balita tersebut. Adhia, putra ke dua-ku memang kerap kali melepas tawa seperti itu. Kita bisa saja melihatnya biasa sebagai polah lucu anak-anak seusianya. Tapi tidak dengan istriku. Dia menyebut tawa bocah itu sebagai tawa karir. Duh... lebay amat sih ibumu, Nak! Hahaha. Aku sendiri awalnya tidak begitu peduli. Tapi, melihat sikap Adhia yang sering melihat respon orang terlebih dahulu sebelum dia bereaksi, sepertinya, anak ini memang senang memanipulasi situasi. Masyaallah ya, anak satu setengah tahun saja sudah belajar berdiplomasi! Wkkk... bapaknya iku
Baca selengkapnya

Prinsip-Prinsip Penilaian Aset / Properti

Gambar
Sumber: properti.kompas.com Hai Bloggers! Lama tidak menyambung pembahasan tentang penilaian, menyambung tulisan saya tentang faktor-faktor pembentuk nilai , kali ini saya akan menuturkan tentang prinsip-prinsip penilaian. Adapun fungsi dari prinsip-prinsip yang akan dijelaskan dalam kaitannya dengan penilaian aset adalah prinsip-prinsip ini akan sangat mempengaruhi nilai yang akan dibentuk oleh sebuah aset. Dengan kata lain, jika salah satu atau lebih prinsip tersebut tak terpenuhi, maka nilai aset yang terbentuk akan tidak sesuai dengan seharusnya atau aset akan memiliki lebih rendah dari nilai pasarnya. Lantas, apakah prinsip-prinsip penilaian aset tersebut? Berikut penjelasannya: 1. Pemanfaatan Tertinggi dan Terbaik (Higest and Best Use / HBU) Prinsip pertama dalam penilaian aset / properti adalah kesesuaiannya pemanfaatan properti tersebut sesuai karakteristik fisik, lokasi, dan peruntukan, termasuk legalitas, kawasan yang ditentukan oleh pihak berwenang / pemerintah. (
Baca selengkapnya

3 Metode Pendekatan Penilaian Properti Beserta Kekurangan dan Kelebihannya

Gambar
Ilustrasi Penilaian Setelah sebelumnya saya membahas tentang nilai, harga, biaya, pengertian properti, sampai sedikit tentang seluk beluk penilaian properti, di tulisan ini saya hendak mengajak rekan-rekan untuk mengenal macam metode pendekatan penilaian properti. Bagi rekan-rekan penilai, baik itu penilai independen maupun internal, pendekatan penilaian tentu saja harus sudah dipahami. Pendekatan penilaian adalah dasar kita untuk melalukan penilaian sekaligus menentukan nilai sebuah properti. Nilai atau tepatnya opini nilai yang harus dihasilkan dari sebuah proses penilaian bukanlah produk yang tiba-tiba muncul setelah kita melakukan inspeksi lapangan dan pengumpulan data. Fakta lapangan dan data yang kita dapatkan terkait properti yang menjadi objek penilaian, harus diolah sampai pada akhirnya menghasilkan sebuah opini nilai atas properti tersebut. Pada proses pengolahan data inilah metode penilaian digunakan sebagai alat pengolah untuk menghasilkan opini nilai yang rel
Baca selengkapnya