Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Mimpi Memilih Pemimpin dari Kepemimpinannya

Gambar
Para Capres Pemilu 2019, sudah yakin dengan kepemimpinannya? Dari judulnya sudah jelas ini adalah tulisan membosankan, basi, dan tak enak dibaca. Saya sarankan, jangan paksakan diri Anda untuk membacanya. Menulis saja! Siapa tahu tulisan Anda lebih mencerahkan. Karena apa yang saya bagi tak lebih dari kegamangan yang justru perlu pencerahan. Jadi ceritanya, kembali menyoal dua capres yang sedang berkontes, kita belum bisa menjatuhkan pilihan demi konsep kepemimpinan mereka. Eh... Saya, maksudnya. Kok kita? Ya, syukur kalau memang bro and sis sudah mantap tentuin pilihan. Saya ikut bahagia dan semoga berkah. Tapi kalaupun iya, apa iya bukan pilihan emosional semata? Sorak sorai dibelakang saat mereka bicara di depan publik tanpa sadar yang disampaikan mereka hanya cermin dari ketidakpahaman mereka tentang konsep bernegara dan kepemimpinan. Saya mulai dengan Capres 01, ya. Ceritanya, kita flashback ke momen debat. Dari satu rangkaian debat yang memuat tema "Hukum, Ham, Ko

Cerita Sebelum Tidur, Eklamsia

Gambar
My beloved wife and boy Tau Eklamsia, Gaes? Nggak? Ya udah, nggak usah maksa. Eklamsi adalah komplikasi yang dialami oleh ibu mengandung? Mengandung apa? Mengandung bayi, tentunya. Masa mengandung hoaks? Sehubungan dengan kabar seorang artis ftv, Shafira Indah, meninggal di saat hamil 6 bulan, kenangan dengan eklamsia jadi terguar ulang. Sekira 8 bulan lalu, hampir istriku kena eklamsi. Alhamdulillah, dengan deteksi dini, baru fase preeklamsi berat atau setingkat lagi masuk eklamsi, kasus istriku dapat ditangani dengan baik. Meski ya, tentu saja tak sesederhana itu Fulgoso. Sembilan hari dirawat, bayi terpaksa harus dilahirkan sebelum waktunya, pendarahan, sampai masuk HCU, bukan pengalaman yang mudah untuk dilalui dengan senyuman. Namun, tentu saja, syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan jalan kemudahan untuk kesembuhan istri dan keselamatan beliau beserta bayi yang dikandungnya, karena untuk kasus yang sama persis saudara teman harus kehilangan bayinya. Terkait S

Aspek Negatif yang Membuat Rumah Anda ditolak Bank atau KPR

Gambar
Rumah Tak Terawat. Sumber: pixabay.com Jangan terlalu bangga rumah Anda sudah bersertipikat. Nggak apa-apa, sih. Hanya saja, jika berhadapan dengan bank atau mau dijaminkan, sertipikat bukanlah satu-satunya syarat rumah bisa dijadikan jaminan bank atau mungkin masuk di pengajuan KPR. Harap dicermati, ada beberapa aspek negatif yang tidak disukai bank dari karakteristik properti yang mereka nilai sehingga kalaupun dengan adanya aspek negatif kreditnya tetap bisa jalan, bisa dipastikan, hasil penilaian propertinya akan terjun bebas. Maksudnya, turun jauh dari ekspektasi Anda. Imbasnya, nilai pengajuan Anda pun otomatis ikut turun. Jadi, apa saja aspek negatif tersebut? Berikut saya coba paparkan di sini. 1. Terkena Rencana Jalan Dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR), akses jalan memang menjadi salah satu persyaratan utama. Namun, beda cerita saat rumah yang kita ajukan selain punya akses yang cukup, akses jalannya sendiri ada dalam rencana pelebaran. Meski iya, RUTR atau Rencan

KPR Ditolak? Ini Syarat Properti atau Rumah bisa KPR

Gambar
Ilustrasi KPR. Sumber: economy.okezone.com Harga properti, kian hari kian tinggi. Hal ini disebabkan karena tiap tahun properti memang seolah tidak mengenal penurunan harga. Harga properti per tahun hampir bisa dipastikan selalu mengalami kenaikan. Banyak hal yang bisa memicu kenaikan properti. Tapi konyolnya, saking pastinya, kenaikan properti seperti hanya disebab bergantinya kalender saja. Bagi para pengusaha di bidang properti, mungkin ini menjadi fakta yang menggiurkan. Namun, untuk konsumen dengan penghasilan yang tak mampu mengimbangi laju inflasi, tentu saja hal tersebut bukan kabar baik. Imbasnya hal itu memaksa jalan menyicil atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi cara paling logis untuk bisa memiliki rumah. Ironinya, setelah memutuskan mengambil rumah lewat KPR dengan kemampuan membayar cicilan yang terukur, langkah memiliki rumah masih saja bisa terjegal karena rumah yang hendak dibeli ternyata tidak memenuhi syarat untuk di-KPR-kan. Untuk mencegah hal tersebut

Cerita Sebelum Tidur, "Sisi Lain"

Gambar
Suasana di lapangan badminton, dok.pribadi Selalu ada cerita dari lapangan Badminton. Bukan karena saya jago main bulu tangkis, tentunya. Aktivitas saya di lapangan badminton tak lebih dari sekadar mencari keringat karena mencari penghasilan tambahan saat ini cukuplah susah. Apalagi mencari tulang rusuk yang hilang (baca: bagi yang tuna partner). Mulai tak fokus. Apa yang coba saya katakan adalah selalu ada cerita menarik di lapangan cabang olahraga yang hampir cuma satu-satunya yang bisa mengangkat nama indonesia di kancah dunia ini. Selain, ya itu tadi, banyak pencapaian luar biasa dari bulutangkis, bagi saya pribadi, di lapangan cabang olahraga yang baru ditinggalkan Liliana Natsir ini, ada sisi lain yang dirasa jauh dari carut marutnya pemberitaan di media sosial. Di sini, saya bisa melihat bagaimana WNI keturunan bisa berbaur tanpa sekat dan kecurigaan. Dengan damai, saya bisa lihat Zahra dan Faruq tengah dilatih oleh seorang bapak beretnis tionghoa. Terlepas dari benar

Cerita Sebelum Tidur, "Papi Badar"

Gambar
Icon Papi Badar, dok.pribadi Tiba-tiba terbersit ingin ngisi blog dengan tulisan ringan. Alasannya sih biar bisa rutin update; padahal, nggak bisa jamin juga! Malas itu nggak kenal usia apalagi caleg RI dari pe'es'i nomer urut satu dapil Bandung. Wew! Meski dulu pas kuliah hampir tiap hari muter lagu nidji, mending mendadak lupa deh, pas ada poto mirip vokalis tuh band cengengesan di spanduk or apk lain di kotaku yang tercinta ini! Lah, kok malah bahas pileg. Astagfirullah ... lindungi hamba dari tipu daya pencari nafkah di gedung parlemen ya Rabb! Aamiin .... Baiklah, apa yang ingin saya obrolkan kali ini adalah terkait dengan nama pena "papi badar". - Nama pena? - Iya. - Situ Penulis? - Mmh ... sekadar status dan blog pribadi, mungkin. - Tragis! Tapi nggak apa, ya ... hehe Maaf jika tak berkenan, walaupun saya juga tak paham kenapa kamu harus keberatan. Masa cuma gegara saya pake nama pena aja harus keberatan? Gimana kalo saya pake vellfire yang a

Apa itu Pemanfaatan Tertinggi dan Terbaik (Higest and Best Use / HBU)

Gambar
Ilustrasi Properti, pixabay.com Dalam prinsip penilaian, Pemanfaatan Tertinggi dan Terbaik atau Higest and Best Use yang sering disingkat dengan HBU, bisa dikatakan poin yang paling menjiwai dari keseluruhan prinsip penilaian dalam kaitannya dengan layak atau tidaknya sebuah aset atau properti untuk dimiliki, dijaminkan, atau bahkan untuk dinilai. Bukan hanya penting untuk penilai, pengetahuan tentang HBU juga sangat perlu dimiliki oleh siapa pun yang memiliki kepentingan dengan sebentuk properti. Jangan sampai karena tidak pahamnya dengan HBU ini, aset Anda jatuh nilainya, Anda salah atau rugi saat beli properti, atau kena sengketa karena menguasai properti yang tak jelas legalitasnya. Secara istilah, Pemanfaatan Tertinggi dan Terbaik atau Higest and Best Use yang sering disebut HBU sendiri adalah penggunaan yang paling mungkin dan optimal dari suatu properti dengan pertimbangan syarat-syarat yang mendukung akan hal tersebut. Kesimpulannya, sebuah properti bisa dikatakan mem

Prinsip-Prinsip Penilaian Aset / Properti

Gambar
Sumber: properti.kompas.com Hai Bloggers! Lama tidak menyambung pembahasan tentang penilaian, menyambung tulisan saya tentang faktor-faktor pembentuk nilai , kali ini saya akan menuturkan tentang prinsip-prinsip penilaian. Adapun fungsi dari prinsip-prinsip yang akan dijelaskan dalam kaitannya dengan penilaian aset adalah prinsip-prinsip ini akan sangat mempengaruhi nilai yang akan dibentuk oleh sebuah aset. Dengan kata lain, jika salah satu atau lebih prinsip tersebut tak terpenuhi, maka nilai aset yang terbentuk akan tidak sesuai dengan seharusnya atau aset akan memiliki lebih rendah dari nilai pasarnya. Lantas, apakah prinsip-prinsip penilaian aset tersebut? Berikut penjelasannya: 1. Pemanfaatan Tertinggi dan Terbaik (Higest and Best Use / HBU) Prinsip pertama dalam penilaian aset / properti adalah kesesuaiannya pemanfaatan properti tersebut sesuai karakteristik fisik, lokasi, dan peruntukan, termasuk legalitas, kawasan yang ditentukan oleh pihak berwenang / pemerintah. (

Kampanye Hitam, Bukti Kelemahan Calon atau Kebuntuan Penonton?

Gambar
Sumber: rri.co.id Dalam beberapa hari terakhir ini, kita dihebohkan dengan penyebaran Tabloid Indonesia Barokah dan Pamflet Say No to Jokowi-Ma'ruf Amin. Terus? Ya, nggak apa-apa .... toh bukan situ lopernya, kan? Tapi, yang menarik adalah, kemunculan dua alat propaganda ini mengisyaratkan mulai sengitnya medan laga kontestasi Pilpres 2019. Ok ... tenang, tenang, tak perlu tepuk tangan karena sengitnya laga pilpres dijamin tak berbanding lurus dengan melejitnya income bulanan Anda sekalian. Sayangnya, jika kita sebagai rakyat awam ingin keseruan jelang pilpres diwarnai oleh hal-hal yang mendidik,  fenomena kemunculan tabloid dan pamflet di atas justru minim muatan positif atau bahkan masuk dalam kategori negatif campaign atau kampanye negatif. Sumber: tirto.id Apa itu kampanye negatif? Tanpa menggurui Anda, Anda, yang lebih paham, kampanye negatif adalah kampanye yang dilancarkan dengan memaparkan kelemahan, kekurangan, atau kesalahan lawan dengan data dan fakta yang ad

Tips Asik Beli Celana di Jalan Tamim Bandung, Budget 1 Dapat 2!

Gambar
Dok.pribadi, produk celana di jalan Tamim Salam.... Hai Bloggers! Kali ini saya mau nulis tips, ah. Nggak nanya! Nggak apa nggak nanya juga, ah. Yang penting baca! Wkkk.... Jadi begini ceritanya, waktu itu sempet saya ke salah satu dept. store dan mendapati sedang ada diskon gede-gedean produk pakaian. Termasuk celana panjang. Jenis pakaian yang memang sedang saya butuhkan mengingat yang ada sekarang sudah pada bladus bahkan ada yang mulai rusak jahitannya. Kalo kekecilan sih, nggak mungkin, dech! Secara, alhamdulillah, badan saya atletis terjaga! Haha... (Narsis 1) Sayangnya, setelah dengan teliti, cermat, dan seksama memandang indah tiap banderol yang tertera, wealah... tetep aja jatuhnya di atas 200 ribuan. Lah wong harga asalnya antara 400 sampe 600 ribu rupiahan! Dengan berat hati, niat luhur membeli celana pengganti pun diurungkan. Duit segitu mending buat bayaran sekolah anak kali! Meski cuma sebulan, udah plus bayar cateringnya, tuh! Harga celana bah

Dari Batagor Isan sampai Batagor Ikan Dori (Batagor Alternatif Buatan Do'i Sendiri)

Gambar
Sumber: serbabandung.com Hey, Emak-emak nu gareulis! Wilujeng sumping di lapak abdi nu uyuhan! Nyak kumaha deui da sakieu buktosna. Resep galeuh, teu resep ulah geuleuh! (Artinya: Bahasa Sunda...hehe) Maaf, prolognya pake bahasa sunda dengan harapan bisa membawa nuansa pasundan dalam tulisan ini. Jangan khawatir, nggak ada persekongkolan jahat maupun ujaran kebencian, kok. Nggak usah repot ngadu ke Pa RT, ya. Ok, nuhun! Mencoba ganti suasana dari suguhan kisah dan artikel yang bikin keluh kesah di hati pembaca setia (semoga ada), kali ini saya mencoba menulis tentang makanan khas daerah. Yeaaaah! Terima kasih atas apresiasinya! Tinggal dari Kota Kembang, makanan khas bukanlah hal yang sulit untuk ditemukan di sini. Teman-teman di luar Bandung bahkan Jawa Barat sekalipun mungkin pernah mendengar peuyeum, borondong, atau es lilin, yang ketiganya sudah diabadikan dalam lirik lagu meski tak masuk top chard billbord atau Ardan Radio sekalipun. Sekedar informasi, itu ha

Over Value dan Under Value, Antara Penilaian Aset dan Pembenahan Mindset

Gambar
ilustrasi penilaian Mencoba bersikap adil, under value tak bisa dikatakan "mending" daripada over value -nya sebuah kesimpulan yang diambil oleh seorang penilai aset. Sayangnya, dalam dunia penilaian aset (Asset Valuation) atau yang lebih dikenal dengan appraisal, para penilai sering kali lebih merasa aman saat hasil penilaiannya bersifat under value atau lebih rendah dari nilai pasar aset yang dia nilai. Dipikir secara praktis, nilai di bawah pasar memang bisa menghindari penilai dari resiko kerugian pihak pengguna laporan penilaian yang dalam hal ini masih didominasi oleh pihak pemberi kredit atau bank. Iya, jika pengguna laporannya bank. Apa kabar kalau laporan penilaian digunakan untuk kepentingan pribadi, penjualan aset, apalagi kepentingan lelang? Kerugian akhirnya harus ditanggung oleh pemilik aset karena hak yang dia terima bisa jadi lebih kecil dari seharusnya gara-gara asetnya dinilai terlalu rendah. Gampang, gimana jika untuk kepentingan pribadi ki

Gunakan "Salam" Untuk Menyingkat Salam

Gambar
Sumber: islamicity.org Salam.... Betapa indah ketika dua orang muslim atau lebih berjumpa, apa yang pertama dianjurkan terucap adalah do'a. Seperti itulah islam mengajarkan. Sebagaimana yang tertera dalam hadis, mengucap salam adalah satu dari 6 hak seorang muslim terhadap muslim lainnya. "Hak muslim pada muslim lain ada enam." Lalu ada yang bertanya, "apa saja keenam hal itu?" Lantas Beliau Shallallahu 'alaihi wasalam bersabda, "apabila Engkau bertemu, ucapkan salam padanya; Apabila Engkau diundang, penuhi undangannya; Apabila Engkau dimintai nasehat, berilah nasehat padanya; Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucap 'alhamdulillah'), do'akan dia (dengan mengucap 'yarhamukallah); Apabila dia sakit, jenguklah dia; Dan apabila dia meninggal dunia, iringilah jenajahnya (sampai ke pemakaman)." (HR. Muslim, No. 2162) Salam bukan sebatas sapa tanpa makna. Di dalamnya terkandung do'a, harapan atas kedamaian