Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Official Secrets, Kisah Katharine Gun Sang Pembocor Skandal US - UK pada Invasi Irak (Review Film)

Gambar
flickeringmyth.com Meski berbau intelegen, jangan harap Anda bakal menemui sosok Bond yang eksentrik atau Bourne yang energik dalam film Official Secrets. Film yang disutradarai oleh Gavin Hood ini mengisahkan tentang Katharine Gun, seorang pekerja biasa di Kantor Pusat Komunikasi Inggris (GCHQ) di kantor agen intel Cheltenham, Inggris Barat. Di sana, Gun yang diperankan oleh Keira Knightley, bertugas sebagai penerjemah bahasa Mandarin yang harus menerjemahkan segala informasi yang masuk dengan bahasa tersebut. Sebagai penerjemah, Gun dan rekan-rekan sesama penerjemah akan mendapatkan segala dokumen luar negeri yang masuk ke kantor intelegen Inggris untuk diterjemahkan. Kisahnya mulai menarik saat Gun mendapati sebuah memo berbentuk email yang dikirim oleh Frank Koza, Kepala Staf Divisi "Regional Targets" di National Security Agency (NSA) miliknya Amerika Serikat pada 31 Januari 2003. Isi memonya sendiri adalah permintaan agar inggris memata-matai enam negara a

Penyusutan Bangunan dalam Penilaian Properti

Gambar
Old house, pixabay.com Dalam penilaian properti, sebagaimana yang sebelumnya sempat saya bahas, ada tiga pendekatan yang bisa digunakan dalam melakukan penilaian tersebut. Pasar, biaya, dan pendapatan. Di sini kita tidak akan lagi membahas ketiga pendekatan tersebut. Yang ingin saya coba tuangkan dalam tulisan ini hanyalah bagian atau faktor yang ada pada salah satu pendekatan tersebut. faktor tersebut adalah penyusutan bangunan yang melekat pada penilaian properti dengan pendekatan biaya. Sekilas kembali ke rumus penilaian properti berdasarkan pendekatan biaya, opini nilai dalam pendekatan ini terbentuk dari penjumlahan dua variabel nilai; nilai tanah dan nilai bangunan. Pada perhitungan nilai bangunan inilah munculnya penyusutan. Kecuali rumah atau bangunan baru dengan tingkat kemanfaatannya masih optimal, semua bangunan pasti akan mengalami penyusutan. Adapun penyusutan sendiri tidak hanya terkait pada penyusutan bangunan secara fisiknya saja. Selain penyusutan fisik,

Salah Sedekah

Gambar
screendaily.com Dulu... jaman baru lulus kuliah dan baru juga diterima kerja di sebuah perusahan swasta, saya sempat berkunjung ke dinas tenaga kerja di sebuah kabupaten yang tak perlu saya sebut namanya. Waktu itu saya hendak membuat kartu kuning. Benda tersebut dipersyaratkan oleh vendor yang mempekerjakan saya. Ceritanya, kita buruh outsourcing waktu itu. Saat pembuatan kartu kuning yang tak lain berisi keterangan bahwa saya adalah seorang dari banyak orang pencari kerja tersebut, ada dua suatu yang mengherankan bagi saya. Selain warna kertas yang saya terima ternyata sama sekali tidak berwarna kuning, saya dibuat bengong dengan apa yang saya saksikan saat proses pengambilan kartu kuning. Di loket yang hanya ada seorang bapak duduk di belakang meja yang di atasnya menumpuk puluhan kartu kuning, tepat di atas kepalanya, tertempel tulisan di dinding "PEMBUATAN KARTU KUNING GRATIS!". Gitu doang? Ya, nggak lah! Yang membuat saya bengong tadi: meski itu tulisan dibu

Kilau Dunia dan Canda Kita Terhadap Tuhan

Gambar
Clown, pixabay.com Bilangan Negatif Jika dulu saat guru matematika--duh, matematika lagi--menerangkan soal bilangan positif dan negatif nggak ketiduran atau bolos, kamu pasti paham tentang sisi kanan dan sisi kiri yang ditengahi nol. Yup, yang kanan positif, yang kiri negatif. Yang kanan bernilai sedang yang kiri justru defisit. Uniknya, dulu guru sering membahasakan bahwa bilangan positif adalah apa yang kita miliki sekarang dan bilangan negatif adalah yang masih dalam angan, atau kalau bukan, sekira kamu mau ambil duluan (sok da aku mah baek), bolehlah bilangan negatif-nya direlevankan dengan hutang. Nah, mana yang kamu lebih suka? 10 juta saat ini atau 10 Milyar besok lusa? Tentu yang real, dong! Yang ada, dan bisa kita nikmati sekarang. Besok lusa mah, ngayal lagi aja. Beres, kan? Apa? Nggak bisa? Please, deh! Ngayal aja pelit kamu mah, ih! 😝 So... Intinya, bilangan 100 nanti (-100), tetap tak lebih bernilai dari nominal 1 yang kita punyai hari ini. Lantas, apa iya

Tips Menulis, Cara Menulis Kalimat Dialog atau Percakapan

Gambar
pixabay.com, dengan penambahan tulisan. Tadinya untuk tips ini saya mau memberi judul, "Cara Menulis Kalimat Dialog atau Percakapan yang Benar", tapi tidak jadi. Pasalnya, sebagaimana kita pahami sejak duduk di bangku SD bahwa penulisan dialog atau percakapan itu ditandai dengan tanda petik, penulisannya kini lebih bebas. Misal, pada banyak cerpen kekinian, dialog ditulis tanpa perlu tanda petik sebagai penanda ujaran. Pembeda antar penutur dialog cukup ditandai oleh spasi antar paragraf atau dengan tanda baca. Karenanya, klaim "benar" urung saya cantumkan di judul. Namun, karena standar, acuan, atau ketentuan baku itu ada, maka berbekal beberapa referensi, saya coba berbagi perihal tata cara penulisan dialog. Semoga bermanfaat! 1. Penggunaan Tanda Petik Dalam menandai sebuah dialog atau percakapan, lazimnya kita menggunakan petik dua di awal dan akhir dialog. Hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan tanda petik karena masih sering temukan kesalaha

Tips Menulis, Jeli Menempatkan "di-"

Gambar
pixabay.com, edit by me Menyusul kabar penusukan Wiranto beberapa waktu lalu (lah, ini tips menulis atau artikel politik?), muncul meme berupa kalimat singkat bernada satir yang, mungkin, bisa menyebabkan kesalahpahaman para pembacanya. Tapi, tentu tidak untuk yang paham bagaimana aturan "di-" sebagai awalan (prefiks) maupun kata depan (preposisi) ditempatkan. Untuk lebih pahamnya, meski gaya penulisannya tak semua sama, kalimatnya sendiri berbunyi seperti ini: - Wiranto bukan di Serang tapi di Pandeglang. Terlepas apa tujuan dari usaha memviralkan tulisan tersebut, kunci untuk memahami kalimat pendek tersebut adalah jeli melihat penempatan "di". Pada kalimat tersebut, di diletakan di depan dan terpisah dari kata selanjutnya dan itu artinya dia sebagai kata depan (preposisi) yang menunjukan posisi atau letak. Berbeda jika di ditulis tersambung dengan kata yang mengikutinya. Di sana, di berfungsi sebagai prefiks atau awalan yang menunjukan kata kerja p

Tips Menulis, Nulis, Yuk! Sebuah Prolog

Gambar
Dok.pribadi Sebelum maret 2006, mungkin saya tak pernah berpikir untuk bisa menempatkan tulisan di sebuah media massa yang oplahnya mencapai dua juta eksemplar per hari pada waktu itu. Seolah mendapat anugerah tak terkira, hari kamis, 26 Maret 2006, artikel pertama saya dimuat di rublik Mimbar Akademik, Harian Pikiran Rakyat--koran regional jawa barat. Sungguh luar biasa untuk ukuran seorang mahasiswa yang berasal dari kampung, gaptek, dan kurang referensi bacaan seperti saya. Lebih keren lagi, tulisan berjudul "Tawakal atau Tak Paham"--tulisan yang dimuat tersebut--hanya merupakan tulisan percobaan ke dua yang saya kirimkan. Artinya, saya tak harus berkali-kali berusaha untuk mengadaptasi isi dan gaya tulisan yang diminta oleh redaktur rubrik tersebut. Tak ayal, pasca peristiwa tersebut semangat menulis pun semakin meningkat, dan alhamdulillah di tahun tersebut beberapa artikel saya berhasil dimuat. Masih di Rubrik Mimbar Akademik Harian Pikiran Rakyat, lainnya di R

Vitamin D dan Kunjungan Jokowi ke Papua

Gambar
Kunjungan Jokowi ke Papua. Sumber: bbc.com Entahlah, kenapa beberapa hari belakangan ini vitamin D malah menjadi concern saya. Sempat terpikir, bahkan saya akan mewajibkan Si Cinta berjemur tiap pagi demi memenuhi kebutuhan salah satu zat yang dibutuhkan tubuh tersebut--biar lebih bugar; bukan suapaya dia nyaingin atau nyesuaiin dengan warna kulit yang saya punya. Kabar baik sekaligus buruk, akhirnya didapat dari hasil menjelajah google. Pemenuhan vitamin D itu tak perlu dengan berlama-lama memapar diri dibawah pancaran sinar UV. Apalagi sinar UV buat ngecek keaslian uang kertas. Sangat tidak dianjurkan! Cukup hitungan menit 2 sampai 3 kali seminggu saja. Dan itu artinya, tak akan menyita banyak waktu untuk bersih-bersih rumah dan masak, tak perlu juga berjemur sampe gosong tanpa pakaian lengkap. Bukan hanya vitamin D, kegaduhan pun dijamin datang jika kaum perempuan bebas bejemur di jalan komplek depan rumahnya demi berburu vitamin D. Udah mah pot bunga, kasur kena ompol,

Sarapan Terbaik Bernama Bunda (parenting)

Gambar
Bunda dan Ananda, dok.pribadi Salam! Apa kabar, Ayah Bunda yang senantiasa siaga menjaga buah hatinya? Semoga kabar baik, ya! Eh, dah pada sarapan? Jangan sepelekan sarapan, ya! Nutrisi awal akan berperan vital pada aktivitas kita selanjutnya. Bahkan bisa berimbas fatal, loh! Dua minggu jarang sarapan, tetanggaku dua minggu lebih harus dirawat di rumah sakit, loh! Bukannya nakut-nakutin, ya. Mencegah kan lebih baik daripada ditangkep polisi! Hehe .... Sarapan sebagai bekal awal itu sangat perlu, kita tak akan pernah tahu dengan pasti apa yang akan dihadapi. Jadi, bersiaplah biar nggak panik mirip diriku beberapa hari lalu, buka hp pagi-pagi setelah sehari sebelumnya tak disentuh, tiba-tiba kubaca chat yang cukup menarik kalo tak perlu dibilang panik. Sebuah nomor yang namanya belum masuk daftar kontak memintaku menulis tentang parenting. "Hah?" Agak sempat bengong karena mungkin saja ini chat nyasar yang niatnya dikirim ke Ayah Edi atau Kak Seto. Tapi setelah kubuk

Hadirkan Cinta dalam Bekerja

Gambar
pixabay.com Mengenang sekian tahun lalu, sempat aku membaca sebuah postingan di web internal perusahaan tempat kerjaku kala itu. Sebuah tulisan yang mampu membuat aku bertahan menjalani rutinitas pekerjaan yang sungguh sudah tak aku punyai lagi hasrat untuk menjalaninya. Tulisan sederhana itu kurang lebih seperti ini, Jika Anda tidak mencintai pekerjaan Anda, cintailah rekan-rekan kerja Anda. Munculkan kerinduan untuk bertemu dan berinteraksi dengan mereka. Jika rekan-rekan kerja Anda juga tidak bisa Anda cintai, cobalah cintai suasana dan tempat kerja Anda. Ketenangan, kenyamanan, gedung kantor, atau bahkan bunga hias yang terletak di pinggir kantor Anda. Cintailah, sehingga mampu memunculkan gairah Anda berangkat kerja dan melakukan segala tugas pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Jika pekerjaan, rekan, suasana dan gedung kantor masih belum bisa Anda cintai, Cintailah perjalanan pergi dan pulang kerja Anda. Nikmati setiap pengalaman yang bisa Anda temukan di sana sehingga

Pendekatan Pendapatan dalam Penilaian Properti

Gambar
pixabay.com Setelah kita membahas mengenai dua metode pendekatan dalam penilaian properti, yaitu pendekatan pasar dan pendekatan biaya, terakhir mari kita coba ulas mengenai pendekatan pendapatan. Sebagaimana telah disinggung pada tulisan sebelumnya, penilaian properti dengan pendekatan pendapatan ini hanya dapat diterapkan pada properti yang dapat menghasilkan pendapatan atau income producing property. Jadi, jangan paksakan menerapkan pendekatan ini terhadap properti non produktif. Kenapa, karena pendapatan properti itu sendirilah yang menjadi bahan kita menghitung estimasi nilai dari properti terkait. Selain itu, konsep pendekatan pendapatan terkait dengan investasi jangka panjang sehingga faktor rate of return harus dapat mengakomodasi unsur resiko dan penghasilan dari properti yang kita nilai. High Risk = High Return Jadi, semakin besar resiko maka semakin besar pendapatan yang mungkin kita terima. Secara general, pendekatan pendapatan dapat kita rangkum dalam rumu

Pendekatan Biaya dalam Penilaian Properti

Gambar
pixabay.com Setelah kita bahas mengenai pendekatan data pasar dalam penilaian property, dalam tulisan ini kita akan mengulas mengenai metode pendekatan biaya dalam proses penentuan opini nilai, a.k.a penilaian, suatu aset atau properti. Sebelumnya, untuk memudahkan kita menentukan metode mana yang lebih cocok kita terapkan saat kita melakukan penilaian terhadap suatu properti, tak salah jika kita review kembali ketiga metode pendekatan dalam penilaian beserta karakteristik asset yang lebih cocok untuk diterapkan dengan salah satu metode. Tabel metode penilaian (sumber: dok.pribadi-materi PDP MAPPI) Dalam tabel di atas dijelaskan bahwa pendekatan pasar relevan untuk diterapkan pada jenis properti apapun; hanya saja, ada syarat mutlak dalam penerapan pendekatan ini, yaitu adanya data pasar. Data pasar yang berupa data penawaran atau penjualan properti sejenis mutlak harus ada karena data tersebut akan menjadi dasar kita saat mencari nilai pasar. Lanjut ke pendekatan penda

Kasih Ibu Sepanjang Jalan, Kasih Anak Sepanjang Galah (prosais)

Gambar
pixabay.com Entahlah, tangisan itu tiba-tiba meledak. Tanpa rencana, tanpa sekenario, apalagi diniat gimmick penaik citra, peningkat kagum orang semata. Hati ini tak kuasa membohongi sesal yang kian memenati dada, "Kenapa di saat Bunda merintih dalam sakitnya, sebagai anak tertua, aku tak bisa berbuat apa-apa?" Kesal malah ikut merasuk dalam kalut yang berkecamuk. Kini, pertanyaan lain justru datang menyapa, "Mengapa tak pernah kau rela berkata di setiap derita hadir menyapa?" Jawab yang ada selalu hanya sebentuk kalimat sederhana; sebatas tidak apa-apa, tak ingin anaknya cemas dan repot karena dirinya. Pendek saja! Namun, ungkapan singkat dari muaranya kasih setiap manusia itu selalu cukup menyayat hati pendengarnya. Bagaimana bisa beliau menyisa sangka, di tak terhentinya do'a--upaya mewujud bahagia untuk anak-anaknya--beliau tak pernah tega izin menyela, mewarta sakit yang dirasanya, hanya sebab ... tak hendak mengusik tenang darah dagingnya meski

Pendekatan Data Pasar dalam Penilaian Properti

Gambar
pixabay.com Melanjutkan artikel sebelumnya yang membahas masalah pendekatan dalam penilaian properti,  dimulai dengan tulisan, mari kita coba membahas satu per satu pendekatan penilaian tersebut. Pertama, mari kita uraikan tentang pendekatan data pasar. Pendekatan data pasar sendiri dapat diartikan sebagai sebuah metode penilaian properti dengan menggunakan data penjualan atas properti yang sebanding ataupun hampir sebanding dengan objek yang kita nilai. Pendekatan data pasar sendiri bisa dikatakan merupakan pendekatan yang paling mudah diaplikasi dan dapat diterapkan untuk hampir ke semua jenis properti. Apartemen, ruko, mobil, tanah, atau rumah tinggal, apalagi. Hanya saja ada satu syarat yang tak bisa tidak; pendekatan data pasar hanya dapat digunakan ketika data penjualan / data pembanding tersedia. Jika tidak, pendekatan ini sama sekali tidak dapat dipakai. Konsep sederhana penilaian dengan pendekatan data pasar. (dok.pribadi) Pada dasarnya, pendekatan data pasar me