Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Putusan MK, Kehendak Kita?

Gambar
Ketuk palu MK yang menolak gugatan permohonan untuk perubahan pasal 284, 285, dan 292 KUHP telah dijatuhkan. Sebagai pihak yang turut peduli, sebagian kita pun bereaksi dengan lantang. Reaksi turut prihatin, menyesalkan, sampai marah, ramai mewarnai linimasa media sosial kita. Wajar? Tentu saja. Betapa tidak, ada harapan besar banyak orang terkait putusan yang ternyata malah ada juga yang beruforia merayakannya tersebut. Namun, jika kita lihat lebih sabar, tak ada perubahan keadaan dari putusan tersebut. Putusan MK tidak mengubah yang haram menjadi halal, tidak membatalkan ilegalnya zina maupun LGBT yang memang sebelumnya pun tak ada pasal yang bisa menjeratnya kecuali jika dilakukan ke anak di bawah umur atau dengan paksaan. Putusan tersebut hanya gagal menambahkan objek terjerat pada perbuatan zina, perkosaan, dan cabul. Jelasnya, pelaku zina yang tak terikat perkawinan yang sah, kekerasan atau paksaan seksual (perkosaan) oleh seorang perempuan, dan perbuatan cabul terhadap

Mahalnya Harga Teh

Gambar
Menahan diri dan mencoba tersenyum melihat segala yang terjadi di sekeliling bisa jadi adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Karena nyatanya, hal-hal yang terjadi tersebut ada di luar standar normal yang bisa dan biasa kita tanamkan di benak kita sejak kemarin dulu. Tetapi, bagi saya sendiri, daripada keliru, ya.. mending diem dulu. Seperti saat ini yang sebenarnya tak ada tema terkonsep untuk saya tulis di sini. Tapi, kok kangen juga ya. Masa seminggu tak ada satu tulisan pun tergores. Daripada tidak, ya sudah sekelebat pikiran tentang teh yang muncul di otak ini saya coba saja tuang dalam sebuah tulisan. Terima kasih jika berkenan. Bismillah Teh sebagai minuman khas sudah jauh hari dikenal. Uniknya, kendati khas, harga nikmatnya air teh tergolong murah meriah. Usahlah dibanding dengan harga sirup, limun, atau kopi. Dari dulu jenis minuman tersebut telah memiliki kelasnya masing-masing. Ah, bukannya ada teh hijau, teh hitam, teh putih, atau teh himalaya yang harganya

Father and Son

Gambar
Gemericik hujan terdengar seiring kembalinya ku terjaga dari tidur yang memang tak direncanakan sebelumnya. Sekedar meluluskan pinta anakku untuk menemaninya menjelang tidur, namun berakhir dengan Sang Ayah yang tertidur duluan. Sempurna! Cuaca seperti ini ditambah heningnya malam, bagiku, adalah saat yang tepat untuk merenung. Itu pun jika tak dicampur dengan perut keroncongan atau alarm alami yang meminta masuk ke kamar mandi, tentunya. Ya, inilah waktu yang cocok untuk merefleksikan hal-hal menarik, kalau tak perlu disebut "musingkeun", sekaligus kembali menguji teorinya socrates yang berbunyi, "Aku bertanya maka aku ada." Tapi sudahlah, saya lagi tak tertarik untuk merangsang naiknya asam lambung dan sementara milih senyumin saja, semoga semua koprok pada waktunya. Cheese... :-) : Alih-alih ngundang kerutan dahi, mending kita mikir yang ringan dan lebih diterima umum saja dengan harap sisa melek ini bisa lebih manfaat. Ceritanya berawal dari per