Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Putusan MK, Kehendak Kita?

Gambar
Ketuk palu MK yang menolak gugatan permohonan untuk perubahan pasal 284, 285, dan 292 KUHP telah dijatuhkan. Sebagai pihak yang turut peduli, sebagian kita pun bereaksi dengan lantang. Reaksi turut prihatin, menyesalkan, sampai marah, ramai mewarnai linimasa media sosial kita. Wajar? Tentu saja. Betapa tidak, ada harapan besar banyak orang terkait putusan yang ternyata malah ada juga yang beruforia merayakannya tersebut. Namun, jika kita lihat lebih sabar, tak ada perubahan keadaan dari putusan tersebut. Putusan MK tidak mengubah yang haram menjadi halal, tidak membatalkan ilegalnya zina maupun LGBT yang memang sebelumnya pun tak ada pasal yang bisa menjeratnya kecuali jika dilakukan ke anak di bawah umur atau dengan paksaan. Putusan tersebut hanya gagal menambahkan objek terjerat pada perbuatan zina, perkosaan, dan cabul. Jelasnya, pelaku zina yang tak terikat perkawinan yang sah, kekerasan atau paksaan seksual (perkosaan) oleh seorang perempuan, dan perbuatan cabul terhadap

Mahalnya Harga Teh

Gambar
Menahan diri dan mencoba tersenyum melihat segala yang terjadi di sekeliling bisa jadi adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Karena nyatanya, hal-hal yang terjadi tersebut ada di luar standar normal yang bisa dan biasa kita tanamkan di benak kita sejak kemarin dulu. Tetapi, bagi saya sendiri, daripada keliru, ya.. mending diem dulu. Seperti saat ini yang sebenarnya tak ada tema terkonsep untuk saya tulis di sini. Tapi, kok kangen juga ya. Masa seminggu tak ada satu tulisan pun tergores. Daripada tidak, ya sudah sekelebat pikiran tentang teh yang muncul di otak ini saya coba saja tuang dalam sebuah tulisan. Terima kasih jika berkenan. Bismillah Teh sebagai minuman khas sudah jauh hari dikenal. Uniknya, kendati khas, harga nikmatnya air teh tergolong murah meriah. Usahlah dibanding dengan harga sirup, limun, atau kopi. Dari dulu jenis minuman tersebut telah memiliki kelasnya masing-masing. Ah, bukannya ada teh hijau, teh hitam, teh putih, atau teh himalaya yang harganya

Father and Son

Gambar
Gemericik hujan terdengar seiring kembalinya ku terjaga dari tidur yang memang tak direncanakan sebelumnya. Sekedar meluluskan pinta anakku untuk menemaninya menjelang tidur, namun berakhir dengan Sang Ayah yang tertidur duluan. Sempurna! Cuaca seperti ini ditambah heningnya malam, bagiku, adalah saat yang tepat untuk merenung. Itu pun jika tak dicampur dengan perut keroncongan atau alarm alami yang meminta masuk ke kamar mandi, tentunya. Ya, inilah waktu yang cocok untuk merefleksikan hal-hal menarik, kalau tak perlu disebut "musingkeun", sekaligus kembali menguji teorinya socrates yang berbunyi, "Aku bertanya maka aku ada." Tapi sudahlah, saya lagi tak tertarik untuk merangsang naiknya asam lambung dan sementara milih senyumin saja, semoga semua koprok pada waktunya. Cheese... :-) : Alih-alih ngundang kerutan dahi, mending kita mikir yang ringan dan lebih diterima umum saja dengan harap sisa melek ini bisa lebih manfaat. Ceritanya berawal dari per

Tentukan Sasaran dan Bidiklah!

Gambar
Ilustrasi Memanah. Dok. Pribadi Hmm.. ternyata tak semudah dikira. Pasang, tarik, bidik, dan lesatkan. Wuss... anak panah meluncur dan menancap tepat di tengah titik sasaran. Lalu tanpa ragu, jleb! Anak panah kedua menancap dengan membelah anak panah pertama. Semudah itulah bayangan memanah di benakku. Efek masa kecil keseringan nonton robin hood kayaknya. Kenyataannya, boro-boro tepat menancap di titik tengah, masih mengenai lingkaran terluar pun sudah uyuhan . Alhasil, paling tidak, di era instagramable dan opa jaman now ini, aktivitas memanah bisa menjadi salah satu postingan keren dan kekinian. Ups.. tengok saja foto di atas, hasil jepretan dengan angle yang bagus akhirnya menjadi satu-satunya hal yang menghibur karena hasil bidikan tak satu pun tepat sasaran..haha Kembali ke soal perlunya keahlian khusus dalam memanah, pantaslah di sejumlah hadis diterangkan betapa Nabi sangat mengutamakan kedudukan seorang pemanah dan aktivitas memanah. Di antara hadis tentang mema

Ini Kenapa Suami Sesekali Harus Pergi ke Pasar

Gambar
Foto: Pasar Kaget 46 Cipadung Pagi itu, aku pergi ke ATM untuk mengambilkan uang di rekening istri yang sedang kurang semangat ke luar rumah karena merasa lemas dan kurang enak badan. Sesampai di mesin ATM, langsung saja ku ambil sejumlah uang yang dipesankan istri untuk diambil. Tak ada masalah. Transaksi lancar dan uang keluar seiring berkurangnya jumlah saldo dari sebelumnya, tentu saja. Tapi tunggu, aku sedikit kaget dengan saldo yang tertera di struk pengambilan. What! Baru transfer untuk belanja 3 hari yang lalu, saldo di rekening istri sudah minus kurang lebih 600rb rupiah. Maaf ya, gaya hidup kami tergolong biasa saja. Jadi, jumlah itu cukup berarti dalam menyambung indahnya kehidupan kami..hiks Telebih, jeda 3 hari dari aku transfer uang itu bukanlah weekend yang artinya istriku belum sempat kemana-mana. Ya.. karena dia hampir nggak bisa pergi ke luar tanpa aku. Cie...panjang. Kok bisa uangnya sudah berkurang banyak, ya? Mmh.. pasti belanja online lagi atau over

Dear My Little Lion

Gambar
Dok. Pribadi Surat Kecil untuk Anak Lelakiku... Memiliki anak laki-laki adalah idaman seorang ayah pada umumnya. Selain sebagai pelipur lara dan pemberi canda di tengah keluarga, ada sepenggal harap yang dititipkan seorang ayah kepada anak lelakinya. Sesosok pria yang kelak dapat juga memberikan peran sebagai pelindung, penenang, atau pemecah kebuntuan dalam keluarga saat persoalan sesekali tiba adalah asa dari hadirnya seorang lelaki lain selain figur Sang Ayah. Bukan. Sebenarnya tak ada orang tua yang ingin membebankan hal tersebut untuk bisa diperankan oleh seorang anak. Selama mampu, seberat apa pun, setiap orang tua akan berusaha sekuatnya memenuhi kebutuhan keluarganya tanpa mau berbagi beban dengan Sang Anak. Ya, pembuktian tentang hal itu sudah sering kita temui. Dear My Little Lion, Anak lelakiku, jika Engkau akhirnya membaca tulisan ini, Papih harap kau telah beranjak dewasa dan bisa memahami tulisan sederhana ini. Niatan Papih menulis ini tak lain

Mengenal Soal Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Gambar
Contoh Lampiran IMB IMB atau Izin Mendirikan Bangunan merupakan legalitas wajib untuk properti yang bernama bangunan. Apapun bentuknya, rumah tinggal, ruko, kantor, bahkan apartemen sekalipun wajib didirikan dengan mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam IMB atas bangunan tersebut. Sayangnya, meski bersifat wajib, kesadaran akan IMB sebagai acuan dalam mendirikan bangunan dirasa masih sangat kurang. Jangankan patuh terhadap ketentuannya, sebagai kelengkapan saja, masih banyak bangunan di sekitar kita berdiri tanpa adanya IMB. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya IMB dimungkinkan karena minimnya penegakan aturan atau pemberian sanksi untuk setiap pelanggaran terhadap izin yang mengatur denah bangun dan tata lingkungan tersebut. Selain itu, jarangnya yang mensyaratkan keberadaan IMB dalam jual beli properti yang memiliki bangunan juga menambah ketidakpedulian pemilik properti terhadap keberadaan dan penegakan aturan dalam pendirian bangunan di atas tanah m

Cintai Anak Kita Apa Adanya

Gambar
(Tulisan Badar) Ini adalah gambar hasil karya anakku. Wow, kan? Tapi tentu tak masalah buat saya. Toh, sikap terbaik orang tua adalah mendukung kreativitas anaknya, kan? Masalah justru muncul saat kreativitas dituang tanpa batas dan bukan pada tempatnya. Ya, seperti kolom pesan pada buku kenang-kenangan ini. Ketika semua murid TK di sekolahnya berusaha dengan susah payah mengisinya dengan pesan dan kesan, anakku satu-satunya murid yang mengisi kolom tersebut dengan gambar. Apa yang bisa dan biasa kita lakukan dengan situasi seperti itu? Silahkan pilih:         Marah karena anak membuat malu dengan tak mengikutinya dia terhadap instruksi guru,         Kecewa karena sepertinya dia masih belum lancar menulis,         Menyuruhnya berhenti bergambar dan fokus pada materi baca tulis, atau         Senang karena anak kita memiliki potensi yang bisa dikembangkan? Entahlah, saya sendiri bisa tersenyum, mungkin, hanya karena pernah menonton filmnya Amir Khan yang ber

Menghadirkan Peran Ayah dalam Perkembangan Pribadi Anak

Gambar
Dok. Pribadi Terhitung sudah 4 kali saya memaksakan diri datang ke acara TK Badar, anak saya. Dua kali saat hari pertama masuk tahun ajaran, sekali di waktu pentas seni kenaikan kelas dan satu kesempatan lagi pada acara buka puasa bareng orang tua murid. Untuk acara terakhir memang bukan acara formal dan hanya digagas oleh para bunda Si Anak. Dengan semangat dan demi kebahagiaan Si Kecil, saya selalu meminta izin untuk terlambat masuk kantor demi mengantarnya dan meluangkan waktu untuk sejenak menemani sebelum akhirnya pamitan berangkat kerja karena tak mendapat izin bolos seharian. Bagi saya, merupakan kebahagiaan tersendiri  bisa mendampingi Badar mencoba mengenal lingkungan baru yang di luar dan berbeda dari lingkungan rumahnya. Alasannya awalnya hanya itu. Ya, sekedar ingin berbagi kebahagian saja dengan Si Kecil ; Dan saya pikir , hal itu juga yang ada di pikiran ayah-ayah yang lainnya. Sayangnya, di setiap kali saya datang, hanya satu, dua, atau bahkan pernah

Biidznillah, Anakku Sehat Tanpa Kenal Dokter

Gambar
Dok. Pribadi Suatu pagi, rekan kerjaku mengirim pesan w a disertai foto buah hatinya yang sedang diuap di sebuah rumah sakit . Setelah di baca utuh, ternyata beliau hendak menginformasikan bahwa hari itu tak bisa masuk kerja karena asma anak bungsunya sedang kambuh. Innalillahi, kondisi anak mau tak mau memang menuntut kita untuk sementara mengalihkan pekerjaan dan fokus pada kesembuhan anak kita. Kabar semacam ini bukan satu atau dua kali terjadi. Rekan-rekan kerja yang lain pun tak jarang mengalami kejadian serupa dan di sela pekerjaan, sering kita berbincang mengenai berbagai pengalaman tentang kondisi kesehatan anak. Ada yang harus lumayan sering berobat ke dokter, ada yang baru bisa sembuh setelah berkunjung ke seorang dokter langganan, atau bahkan ada yang kadang mesti dirawat dulu. Macam-macam pokoknya! Biasanya, saya hanya ikut nyimak sambil menyimpannya sebagai gambaran jika hal-hal tersebut menimpa anak saya sendiri. Namun, qaddarullah, sampai sekarang ber