Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Sawah, Sebuah Cerpen

Gambar
Sawah Sudah sangat berbeda, pesawahan itu kini tinggal menyisakan dua garis pematang yang memisahkan 3 sisi petak-petak sawah di kiri dan kanannya. Panjang masing-masing pematang tak lebih dari 200 meter. Jumlah petak sawahnya pun tinggal tujuh belas. Persis usiaku sekarang. Kontras dengan 13 tahun lalu saat aku dan bapakku sering duduk di pinggir pematang yang sudah dilapis semen dan lebih mirip jalan gang daripada galengan . Sedari dulu, pematang tengah pesawahan ini memang telah dibuat lebih kokoh karena difungsikan bukan sekedar pembatas hak para pemilik sawah tetapi juga jalan penghubung antara kampungku dengan jalan desa. Karenanya, pematang ini lebih sering diinjaki ban sepeda motor daripada kaki kerbau yang hendak membajak sawah. Kerbau yang membajak sawah. Ya, itulah alasanku kerap kali merengek minta jalan-jalan ke sawah pada bapakku. Biasanya, bapakku sudah duduk di kursi depan ditemani kopi hitam beraroma khas. Jika aroma kopi sudah kucium, mata sepet

Isteri Orang, Sebuah Cerpen

Gambar
Isteri Orang Ilustrasi Pasangan Seolah turun meniti tangga panjang yang di kedua sisi penuh warna - warni bunga nan indah, kedekatan kami terus mengalir tanpa terasa. Kian dekat, semakin dekat, bahkan terlalu dekat untuk sekedar rekan kerja. Semua seperti dirancang untuk membawa kami semakin terikat satu sama lain. Dimulai dari datangnya dia dari luar kota sebagai atasanku, kebutuhannya untuk mengetahui wilayah kerja, karakteristik karyawan, sampai untuk sekedar tempat tinggal yang nyaman, semua aku yang menyiapkan. Bukan aku yang mencari kesempatan. Sungguh, tak perlu aku mencari kesempatan. Dan jika itu kulakukan, justru mungkin dia sudah pergi dan menghindar karena curiga. Tapi itu lebih baik sebenarnya. Lebih baik meski dari banyak kesenangan yang kami rasakan. Tapi apalah dayaku, pesonanya terlalu kuat untuk kusingkap. Dia bukan sekedar perempuan yang berbeda gender dengan pria. Dia adalah wanita yang mampu memberikan kesempurnaan bagi laki-laki. Takaran

Belajar Ikhlas dari Syeikh Kepala Ikan

Gambar
The Power of Hungry. Mungkin itu yang cocok untuk judul dari foto kerangka ikan ini. Bukti bahwa lapar tidak bisa diobati dengan 'aral'..huehe Dan hati-hatilah dengan lapar. Karena saat lapar, manusia bisa makan apa saja yang ada di hadapannya. Dari makanan yang ada di dapur sampai uang anak-anak murid yang ada di tabungan. Pinjem tentunya..hehe tapi inget ya, pinjem harus ada akadnya Terlepas dari judul, niat saya up load gambar ini adalah mencegah orang yang melihat untuk 'kabita'. Tertarik, ingin mencoba, iri, bahkan jadi ngomel dan menganggap pengunggah pamer. Nah, klo cuma terkorak kepala sama duri ikan saja, saya pikir nggak ada kali ya orang yang masih nyinyir. Naon sih 'nyiyir', teh? Baru kali ini saya pake kata itu, entah kenapa, kurang nyaman saya pake kata itu. Lagian, selama ini saya emang biasa membiarkan rambut saya apa adanya. Saya mah tidak berlebihan orangnya. Hep, ah.. Balik soal unggah tengkorak kepala dan duri ikan, say

Sebuah Renungan dari Sosok Seorang Ayah

Gambar
Titip Rindu Buat Ayah Tak usah ditanya seberapa besar sayang seorang ayah terhadap anaknya. Sungguhpun sering tak se-eksplisit seorang ibu--nurani seorang ayah tak jarang harus berjuang menutup sebagian kasihnya terungkap demi naluri kelaki-lakian yang tak elok untuk terlalu mengumbar perasaan--untuk seorang anak laki-laki, tak perlu mencari pembuktian atas itu. Jika Tuhan berkehendak, siklus kasih sayang ayah-anak akan terulang dan terbukti pada waktunya. Seberapa besar sayang kita terhadap anak kita? Besar, begitu besar, bahkan tak terhingga. Untuk anak, banyak ingin yang kita tahan demi mendahulukan inginnya. Banyak harap yang kita abaikan demi penuhi harapnya, banyak bahagia yang kita lewatkan demi menghadirkan bahagianya. Tidakkah itu membuat kita sadar seperti itulah ayah kita. Butuh perjuangan berat bagi ayah kita untuk menahan mewujudkan keinginannya demi mendahulukan ingin kita, mengabaikan harap pribadinya demi memenuhi harap kita, dan mengabai